Akhirnya Banyak Non Muslim Masuk Islam, Setelah Syeikh Abd Qadir Jaelani Ijinkan Mereka Belajar di Pesantren
Cari Berita

Advertisement

Akhirnya Banyak Non Muslim Masuk Islam, Setelah Syeikh Abd Qadir Jaelani Ijinkan Mereka Belajar di Pesantren

Duta Islam #03
Selasa, 06 Maret 2018
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Foto: Istimewa
DutaIslam.Com - Syaikh Sayyid Muhammad Fadil Al-Jailany Al-Hasany baru-baru ini mendatangi Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo, Situbondo dan menjadi pembicara di hadapan ribuan santri, alumni dan simpatisan pesantren asuhan KHR Ahmad Azaim Ibrahimy. Kehadirannya memberikan makna penting bagi kita mengenai sepak terjang buyutnya Syeikh Abdul Qadir Jaelani.

Dengan menggunakan Bahasa Arab yang dibantu seorang penerjamaah, Sayyid Muhammad Fadhil mengungkapkan kecintaannya pada Indonesia.

“Di setiap saya keluar dari Turki menuju beberapa negara di dunia dan saya ditanya hendak kemana, saya selalu menjawab ke Al Jazair, ke Irak, ke Eropa, Italy, Inggris, Rusia. Tapi ketika saya hendak ke Indonesia dan ditanya mau kemana, saya jawab, saya ke mau ke negara kedua saya, Indonesia”, kata Sayyid Fadhil mengawali mauidhohnya.

Pada kesempatan itu beliau juga mengungkapkan tentang keberhasilan mbah buyutnya Syaikh Abdul Qodir al-Jailani dalam mengislamkan orang-orang karena keluhuran akhlaknya dan nilai-nilai toleransi yang di terapkan di pesantren yang diasuhnya.

“Setelah Syaikh Abdul Qodir Al Jailani lulus dan memperoleh ijazah dari gurunya, Syaikh Abu Said Al Maghzumy. Maka gurunya menyampaikan kepada santri-santrinya kalau pesantrennya ia hadiahkan kepada Syaikh Abdul Qodir Al Jailani. Setelah itu Syaikh Abdul Qodir langsung merombak dan membuat aturan pesantren yang sebelumnya belum pernah ada di Baghdad”, Sayyid Muhammad Fadhil mulai berkisah.

Ada lima aturan yang dibuat oleh tokoh yang dikenalSulthonul Auliya‘ itu yang diterapkan di pesantren yang ia terima sebagai hadiah dari gurunya tersebut.

Pertama, pesantrennya terbuka untuk umum. Muslim, Kristiani, Yahudi boleh nyantri.

Kedua, seluruh santri tidak dipungut biaya alias gratis.

Ketiga, pondok pesantren tidak membeda-bedakan latar belakang santri. baik itu kaya atau miskin, faqir maupun anak yatim. Tapi yang diutamakan adalah anak yatim, baru kemudian orang miskin dan golongan kaya.

Keempat, tidak boleh memaksa orang yang beragama lain untuk masuk ke dalam agama Islam. Jadi, kalau ada yang ngaji baragama Kristen, dibiarkan karena yang penting ngaji.

Kelima, ada pembagian antara laki-laki dan perempuan.

Aturan baru yang diterapkan Syaikh Abdul Qodir Al Jailani tersebut langsung membuat heboh di Baghdad. Menurut masyarakat dan Ulama di sana, peraturan yang dibuat oleh seorang pemuda seperti dirinya sangat dirasa aneh. Tak ayal, protes pun datang dari seluruh Ulama Baghdad. Namun Syaikh Abdul Qodir Jailany kepada para santrinya meminta untuk sabar.

“Sabar… sabar, nanti akan datang sebuah kebenaran.

جاء الحق وزهق الباطل ، ان الباطل كان زهوقا

Kebenaran nanti pasti akan datang dan kebathilan nanti pasti akan sirna”, kata Sayyid Fadhil mengutip pernyataan Syaikh Abdul Qodir Al Jailani.

Tidak butuh waktu lama, begitu pesantrennya dibuka, santri Syaikh Abdul Qodir membludak. Santri yang mengikuti pelajaran beliau mencapai hingga 70-an ribu orang. Dan jumlah tersebut adalah pertama kalinya dalam sajarah di dunia karena sebelumnya belum pernah ada pengajian untuk satu pelajaran diikuti 70-an ribu santri.

Yang luar biasa, walaupun jumlahnya mencapai puluhan ribu, namun semuanya dapat mengikuti pelajaran Syaikh Abdul Qodir dengan baik. Orang yang duduk di paling belakang, dapat mendengar baik petuah-petuah beliau sebagaimana orang yang duduk di depan meskipun tanpa pengeras suara. Atas kelebihannya itu, Imam Nawawi mengatakan sebagai salah satu karomah Syaikh Abdul Qodir.

Di madrasahnya, Syaikh Abdul Qodir mengajarkan ilmu-ilmu keagamaan sampai dhuhur. Setelah dhuhur sampai malam, ia mengajarkan ilmu ekonomi, siasah dan ilmu-ilmu sains lainnya di luar ilmu agama.

Tak disangka, beberapa saat kemudian, banyak santri non muslim yang masuk Islam. Mendengar anak-anaknya masuk Islam, ribuan wali murid dan para pendeta protes mendatangi Syaikh Abdul Qodir Mereka menuntut Syaikh Abdul Qodir dengan tiga tututan, menutup madrasah yang diasuhnya, keluar dari Baghdad atau kalau tidak pergi Syaikh Abdul Qodir akan dibakar dan dibunuh. Atas protes tersebut, Syaikh Abdul Qodir Jailany memanggil anak-anak mereka. Lalu bertanya kepada mereka.

“Apakah aku mengambil dan memungut kalian dari rumah-rumah kalian untuk sekolah di madrasah ini? Mereka menjawab, tidak. Lalu tanyakan kepada anak-anakmu apakah mereka dipaksa masuk Islam ? Tanyakan juga kepada mereka apakah aku minta mereka agar pindah beragama ? Mereka menjawab, tidak. Apakah aku pernah membeda-bedakan mereka dengan siswa muslim? Mereka menjawab, tidak”. Tanyakan juga kepada mereka apakah aku membedakan mereka antara kaya, miskin, yatim, muslim atau kafir? Mereka juga menjawab, tidak!”, kisahnya.

Kemudian Sulthonul Auliya’ Syaikh Abdul Qodir berkata kepada para pendeta dan orang tua yang telah melakukan protes tersebut agar langsung bertanya kepada anak-anaknya, mengapa mereka menjadi muslim!

Atas pertanyaan wali santri dan para pendeta, salah seorang siswa maju dan menjawab, “kami melihat pribadi Syaikh Abdul Qodir Jailany lain dengan ulama-ulama lain yang kami lihat. Beliau tidak pernah membedakan kami; antara kaya dengan yang miskin; antara Islam atau yang bukan Islam. Beliau tidak pernah memaksa kami untuk masuk Islam. Akhlak beliau sama dengan akhlak para nabi yang kami pelajari mulai dari Nabi Nuh, Ibrahim, Syuaib hingga Rasulullah SAW. Kami melihat, Akhlak para Nabi itu ada pada pribadi Syaikh Abdul Kadir Al Jailani”, jawabnya.

Karena itulah setelah bertahun-tahun mereka berkumpul dan mendiskusikan akhlak gurunya. Ternyata mereka sepakat, bahwa akhlak Syaikh Abdul Qodir Al Jailani adalah akhlaknya para Nabi dan Rasulullah SAW yang tidak memaksa dan tidak melakukan kekerasan. Maka para santri menghadap beliau dan berikrar untuk masuk agama yang benar yaitu Islam karena kelembutan akhlak beliau. [dutaislam.com/pin]

Keterangan:
Disadur dan diedit ulang oleh redaksi dari serambimata.com 

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB