"Tindakan bernyanyi di Masjidil Haram, apalagi di tempat Sa'i yg mustajab bukan saja memalukan Nahdhatul Ulama. Tapi juga memalukan Indonesia sebagai negeri Muslim terbesar di dunia. Lu kira keren? Kagak!," kata dia nyinyir, Senin (26/02/2018).
Merespon komentar @AzzamIzzulhaq, Prof Nadirsyah Hosen atau yang akrab dipanggir Gus Nadir, melalui akun Twittwrnya @na_dirs, membantah komentar tersebut.
"Komentar @AzzamIzzulhaq ini bukan berdasarkan ilmu, hanya karena kebencian thd Banser dan NU," tulis Gus Nadir, Selasa (27/02/2018).
Kata Gus Nadir, nyanyian saat haji dan umrah diperbolehkan. Bahkan sahabat Umar bin Khattab pun pernah melakukannya.
"Dia tidak tahu Umar bin Khattab pun berdendang saat haji. Syi’ir dan nasyid pun dibolehkan saat haji & umrah," jelasnya.
Gus Nadir memberikan penjelasan dari kitab Syarah al-Yaqut an-Nafis fi Mazhab Ibn Idris, sebagai berikut:
Hingga berita ini ditulis (pukul 17.05 WIB), tanggapan Gus Nadir tersebut telah mendapat 1027 retweet dan 1002 like. [dutaislam.com/gg]
