Rekam Jejak Siswa Pembunuh Guru di Sampang itu Memang Kerap Kurangajar
Cari Berita

Advertisement

Rekam Jejak Siswa Pembunuh Guru di Sampang itu Memang Kerap Kurangajar

Duta Islam #03
Sabtu, 03 Februari 2018
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Ayah (tengah) dan saudara (kiri) beserta Kades Torjun (kanan) saat mengungkapkan permohonan maaf secara terbuka di hadapan awak media. (muhlis). Foto: Istimewa

DutaIslam.Com - Pembunuh guru SMAN 1 Torjun, Sampang, Madura Jawa Timur berinisial MH dilaporkan memang memilik rekam jejak yang kurang baik. Pantas saja jika kelakukannya kebablasan hingga gurunya, Budi Cahyono, tewas di tangannya.

Informasi dari hasil koordinasi Intelkam Polres Sampang dengan Kepala Sekolah, perilaku MH memang buruk di sekolah. Tak hanya Budi Cahyono, melainkan kepada semua guru.

"MH memang memiliki kelakuan kurang baik di mata semua guru. Anaknya bandel dan sering bermasalah dengan hampir semua guru di Smator, banyak catatan merah di Bagian Konseling (BK),” kata Kabag Humas Polres Sampang, AKP Eko Puji Waluyo.

Soal pembunuhan atas Budi Cahyono, menurut Eko, Polres segera bertindak cepat mengamankan MH. Ini untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Dikhawatirkan, jika tidak diamankan pelaku penganiayaan diburu keluarga korban mengingat Ahmad Budi Cahyono sudah meninggal. Juga sebagai antisipasi agar pelaku tidak melarikan diri untuk menghindari proses hukum.

Polisi masih terus melakukan proses penyelidikan lebih lanjut mengenai hukuman yang setimpal untuk MH. Pasalnya, pelaku masih Kelas XI dan tergolong di bawah umur.

"Perlu langkah dan penanganan secara khusus sesuai dengan UU Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak," paparnya.

Sementara itu, Kakak MH Suud Ali Yunus mengucapkan permohonan maaf kepada keluarga korban dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) se Indonesia.

"Kami berharap peristiwa ini tidak terjadi lagi," tutur Suud Ali Yunus, saat mendampingi Mohammad ayah pelaku Mohammad Yahya di rumah kepala Desa Torjun, Jumat (02/02/2018).

Suud mengatakan, setelah mendengar informasi pembunuhan dari berbagai media, pihaknya kooperatif langsung menyerahkan MH  ke polisi. Dari pihak keluarga ingin agar MH yang menjelaskan ke polisi mengenai kabar tersebut.

 "Kami kooperatif langsung menyerahkan adik saya ke Mapolres Sampang tanpa ada petugas menjemput ke rumah, karena kami ingin adik saya langsung menjelaskan ke polisi," kata Suud.

Menurut Suud, selama ini MH dikenal pendiam di rumahnya. Suud sempat merasa tidak percaya mendengar adiknya itu dikabarkan melakukan perbuatan yang mengakibatkan nyawa gurunya melayang. "Saya tidak percaya karena karakter adik saya itu pendiam. Tapi, setelah kami mendengar laporan dan laporan itu benar 100 persen, kami langsung serahkan ke mapolres," ucapnya.

Namun demikian, Suud tidak memungkiri saudara bungsunya pernah mendapat surat laporan dari pihak sekolah karena sering terlambat ke sekolah.

Kepala Desa Torjun H. Arbain Faisol, mengatakan, pihaknya bersama keluarga akan bersilaturahmi untuk meminta maaf secara langsung kepada keluarga korban.

“Jadi, permintaan maaf untuk sementara. Saya masih belum bisa menemui keluarga korban, karena situasi dan kondisi yang belum memungkinkan,” kata Arbain Faisol [dutaislam.com/pin]

Keterangan:
Data diolah dari koranmandura.co


Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB