Menjaga Wara' Menuju Zuhud Keteladanan Kiai As'ad
Cari Berita

Advertisement

Menjaga Wara' Menuju Zuhud Keteladanan Kiai As'ad

Duta Islam #03
Selasa, 06 Februari 2018
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Foto: Istimewa
DutaIslam.Com - “Saya khawatir, ketika memperbaiki rumah tersebut, ada barang-barang pesantren yang terpakai untuk pembangunannya.”

Begitulah Kiai As’ad mengapa beliau dulu rumahnya amat sederhana dan sengaja tidak direhabilitasi. Bukan saja karena rumah tersebut mempunyai nilai tersendiri (karena dibangun saat ia belum kawin dengan hasil jerih payah sendiri) tapi juga untuk menghindari barang-barang pesantren terpakai untuk pembangunan rumahnya. Ini menunjukkan sikap zuhud dan wara’nya Kiai As’ad.

Wara’ adalah sikap hati-hati dengan meninggalkan sesuatu yang syubhat dan tidak bermanfaat. Wara’ merupakan kestabilan hati, ketika sedang menggebu-gebu mengerjakan sebuah perbuatan, sehingga mampu membedakan antara yang benar dan yang salah. Inti wara’ sesungguhnya meninggalkan sesuatu yang masih diragukan statusnya kemudian memilih sesuatu yang tidak diragukan lagi kebenarannya.

Wara’, suatu sikap yang senantiasa baik dan penuh prasangka baik (husnuzzhan) kepada orang lain. Agar kita menjadi wara’, kita harus menjaga sikap dari perbuatan syubhat dan berpakaian. Dalam berpakaian sangat dianjurkan tidak hanya menutup aurat, sebagaimana dalam ketentuan fiqh tapi lebih dari itu. Misalnya, kalau laki-laki tidak hanya menutup aurat antara pusar dan lutut tapi juga sekujur badan dan berkopiah.

Wara’ merupakan permulaan zuhud. Orang yang zuhud tidak akan merasa bangga dengan kenikmatan dunia dan tidak akan pernah mengeluh karena kehilangan dunia. Wara’ dan zuhud termasuk maqam atau tahapan jalan yang harus dilalui oleh sdorang sufi. Nabi berpesan, agar kita mendekati orang zuhud dan berbicara. Karena dia akan mengajarkan ilmu hikmah. [dutaislam.com/pin]

Keterangan:
Diambil dari sukorejo.com, diedit redaksi dutaislam.com

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB