Foto: Istimewa |
Dahulu, tahun 80an Abah Yai Ulil Albab Arwani memiliki sebuah mobil Daihatsu Cerry. Beliau membeli mobil tersebut dari seorang China di daerah Kudus.
Ketika sudah terbeli, mobil dibawa ke pondok untuk dibersihkan. Abah Yai pun memanggil seorang santri dan menyuruhnya untuk membersihkannya. Ada beberapa santri yang ikut membantu untuk membersikan dan ada pula yang hanya melihat dengan keheranan.
Ketika sudah terbeli, mobil dibawa ke pondok untuk dibersihkan. Abah Yai pun memanggil seorang santri dan menyuruhnya untuk membersihkannya. Ada beberapa santri yang ikut membantu untuk membersikan dan ada pula yang hanya melihat dengan keheranan.
Usut punya usut, ternyata mobil tersebut dicuci dengan air yang dicampur dengan debu. Hal ini untuk ikhtiat (berhati-hati) siapa tau seorang China tersebut memelihara anjing yang sering diajak main di mobil.
Saat mobil dibersihkan, salah satu santri berseloroh "tak kiro seng iso keno najis mek menungso tok, ternyata mobil yo iso keno najis mugholadloh (saya kira yang bisa kena najis cuma manusia, ternyata mobil juga bisa terkena najis mugholadloh)," katanya sambil gumun. [dutaislam.com/gg]
Keterangan: Diceritakan dari Ustadz Ahmad Fauzi Fadhlan (Guru Tahfidh Pondok Yanbu' Krandon 1987-2005)