Ledakan bom di distrik Majouri, Benghazi (Foto: Reuters) |
Menurut sumber dari kalangan militer, bom dalam tas tersebut diletakkan di rak sepatu dekat pintu masuk masjid. “Bom tampaknya telah diaktifkan dari jarak jauh, dan menggunakan ponsel,” kata salah satu sumber militer, seperti dilansir Reuters, Jumat (09/02/2018).
Sejauh ini belum diketahui siapa pelaku serangan keji tersebut. Namun, wilayah Benghazi memang rawan konflik. Daerah tersebut dikuasai oleh Tentara Nasional Libya (LNA), yang menjadi kekuatan dominan di Libya timur, yang dipimpin Jenderal Khalifa Haftar. LNA memang sejak tahun lalu sedang memerangi Islam radikal, termasuk beberapa kelompok yang terkait dengan ISIS dan Al Qaeda, serta lawan lainnya di kota pelabuhan Mediterania.
Aksi Haftar ini menjadi menonjol, karena ia juga berencana akan maju dalam pemilihan presiden yang akan diselenggarakan pada akhir tahun 2018. Menjelang pemilu itulah, Haftar telah membangun reputasinya dalam memberikan stabilitas di Benghazi dan sekitarnya, untuk menarik simpati warga.
Ia berjanji untuk menghentikan kekerasan yang terjadi, setelah sebelumnya sebuah pemberontakan yang didukung NATO mengakhiri rezim Muammar Gaddafi yang terjadi hampir tujuh tahun silam. Haftar meluncurkan kampanye militernya di Benghazi pada bulan Mei 2014 sebagai tanggapan atas serangkaian pemboman dan pembunuhan yang dituduhkan pada militan Islam.
Dalam beberapa bulan terakhir sesekali ada pemboman skala kecil yang tampaknya memang menargetkan sekutu atau pendukung LNA. [dutaislam.com/gg]
Source: Gatra.com
