![]() |
Foto: Istimewa |
Sidang Ahwa yang dipimpin sekaligus memutuskan Habib Luthfi bin Yahya menjadi Rais Aam berlangsung cukup singkat yakni setelah terbentuk 9 anggota Ahwa melalui rapat Majelis Ifta' di Gedung Kanzus Sholawat Pekalongan, Selasa (16/1).
Sembilan anggota Ahwa yakni KH Martain mewakili Jawa Timur, Bali dan NTB, KH Zaini Mawardi mewakili Jawa Tengah dan DIY. Selanjutnya DR KH Eep Nuruddin mewakili Jawa Barat, kemudian DKI dan Banten diwakili oleh KH Zaenuddin. Untuk Sumatera diwakili oleh Habib Yahya Al-Jufri, Kalimantan KH Mahron Yasin, Sulawesi dan Indonesia Timur KH Andi Hidayat. Kemudian untuk perwakilan Habaib diisi oleh Abdurrohim Assegaf dan Idaroh Aliyah JATMAN Habib Luthfi bin Yahya.
Terpilihnya Habib Luthfi bin Yahya dianggap oleh muktamirin yang mengikuti sidang majelis Ifta’ tidak terlalu mengejutkan. Pasalnya, dalam tradisi di ketarekatan, selama Rais Aam JATMAN masih hidup, maka kepemimpinan JATMAN akan selalu berada dipundaknya dan muktamar adalah forum pengukuhan kembali sesuai aturan organisasi.
Habib Luthfi bin Yahya dipercaya menjadi Rais Aam ialah pada Muktamar IX yang berlangsung di Pekalongan tahun 2000. Muktamar berikutnya tahun 2005 di tempat yang sama juga terpilih menjadi Rais Aam. Demikian pula pada Muktamar XI di Malang Jawa Timur Habib Luthfi dipercaya kembali pimpin JATMAN.
Sementara itu, Wakil Rois Aam dipercayakan kepada KH. Ali Mas'adi dan Katib Aam KH. Zaini Mawardi. Adapun Mudir Aam KH. Wahfiudin Sakam, SE, MBA. Sedangkan Wakil Mudir Aam Habib Umar Muthohar.
Sebelumnya, Matan pada sidang komisi mengusulkan dua nama untuk menjadi calon ketuanya yakni Habib Husein bin Habib Lutfi dan DR. Hamdani Mu'in untuk ditetapkan salah satunya sebagai ketua oleh Rois Aam terpilih.
Habib Lutfi sebagai Rois Aam merasa belum waktunya dan tidak elok untuk mempromosikan putranya sebagai Ketua Matan. Beliau kemudian mengukuhkan kembali Dr. Hamdani Mu'in sebagai Ketua Matan. Dalam kesempatan itu secara khusus beliau meminta Prof Abdul Hadi untuk menjadi Penasehat dan Pembina Matan Pusat. [dutaislam.com/Abdul Muiz/Fathoni/pin]
