Sangar! Puisi Gus Mus "Kau Ini Bagaimana?" Jadi Bahan Demo di Malaysia
Cari Berita

Advertisement

Sangar! Puisi Gus Mus "Kau Ini Bagaimana?" Jadi Bahan Demo di Malaysia

Duta Islam #03
Sabtu, 02 Desember 2017
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Foto: Dutaislam.com
DutaIslam.Com - Puisi kritik berjudul "Kau Ini Bagaimana atau Aku Harus Bagaimana" karya Musthofa Bisri dinilai masih relevan dengan kontek saat ini. Padahal, puisi tersebut telah berusia 30 tahun. Gus Mus membuat puisi itu tahun 1987 ketika Indonesia masih di bawah rezim Orde Baru.

"Kalau Puisi 'Kau Ini Bagaimana atau Aku Harus Bagaimana' apakah masih sesuai dengan kondisi sekarang, Gus?" tanya salah satu jamaah ngobrol bareng bersama Gus Mus di Halaman Balai Kota Semarang, Jumat (01/12/2017) malam.

"Itu puisi jaman old tapi masih relevan now. Puisi itu pernah jadi puisi wangsit untuk demo. Sekarang kan kalau demo yang wajib Allahu Akbar," ujar Gus Mus, sambil seolah menyindir kelompok yang suka demo sambil teriak-teriak takbir.

Salah satu bait puisi yang dinilai masih relevan oleh Gus Mus ialah baris kedua pada bait ke lima, "Kau suruh aku taqwa, khotbah kegamaanmu membuat membuatku sakit jiwa".

"Sampai sekarang masih relevan. Masih viral, " katanya.

Bahkan, Gus Mus bercerita, belum lama ini dirinya mendapat undangan ke Malaysia. Bukan untuk ceramah, justru dia mendapat kabar kalau puisi itu jadi bahan untuk demo pemerintah Malaysia. Namun beberapa isi puisinya ada yang dirubah sesuai dengan kontek di sana.

Gus Mus merasa agak kaget mendapat kabar tersebut. "Saya mau diajak demo," ujar Gus Mus dengan nada guyon disambut tawa hadirin.

Ngobrol bareng Gus Mus yang berlangsung sekitar pukul 21.00 terasa gayeng dalam bentuk tanya jawab. Gus Mus menanggapi semua pertanyaan dari hadirin. Selain ditanya soal karyanya, salah satu hadirin juga bertanya soal alasan Gus Mus memilik kesenian.

"Saya melihat seni seuatu keindahan. Ada dalil menyatakan, kalau kiai kan harus pakai dalil. Innallah jamilun yuhibbul jamal. Sesungguhnya Allah itu indah dan suka terhadap keindahan," ujar Gus Mus. Hadirin tertawa lagi ketika Gus Mus dengan nada guyon mengaku dirinya kiai.

"Saya suka yang indah-indah biar dianggap indah sama tuhan. Itu jawabannya. Nggak ada yang lain. Dorongan dakwah ya nggak," ujar Gus Mus. [dutaislam.com/pin]

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB