NU Ada di HTI? Ah Bercanda Kau?
Cari Berita

Advertisement

NU Ada di HTI? Ah Bercanda Kau?

Duta Islam #03
Jumat, 29 Desember 2017
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Foto: Istimewa
Oleh Maman Ali Haedar

DutaIslam.Com - Habib Rizieq Syihab (HRS) itu aswaja, setelah tidak bisa lagi digunakan kini terlunta-lunta di negri sebrang, dzuriat nabi yang telah habis di explotasi. Cak Somad juga aswaja, kini sedang dibranding untuk kebutuhan penggalangan emosi demi voter, jika sudah tidak berguna lagi ya kelak dilepeh juga.

Sedangkan BN dan ZR tokoh dibalik demo berjilid-jilid tenang tenang saja, bahkan kini sedang bermetamorfosis menjadi NKRI harga mati- setelah situasi politik tidak menguntungkan kelompok dan dirinya.

Aswaja itu memegang prisip Tawassuth, Tawazun, i'tidal dan Tasamuh ( tengah tengah, seimbang, lurus dan toleran ). Jika keluar dari prinsip itu ia akan kehilangan arah dan hanya akan digunakan oleh kepentingan pragmatis semata - new Masyumi siap menampung dan akan di gadang-gadang setelah tercapai tujuanya, sampean akan di tinggalkan di tikungan juga.

NU itu ditengah, sesui idiologi dasarnya, tidak ekstrem kanan juga tidak ekstrem kiri, resiko di tengah tengah adalah kena hantam kanan juga kiri, tetapi juga diperebutkan dengan di seret-seret ke kanan juga ke kiri.

Namun demikian NU lebih nyaman dengan kaum marhaenis, ploretar atau mustadafin entah apa lagi sebutanya, yang jelas mereka kaum yang termarjinalkan, dengan akses politik, ekonomi, kesehatan, pendidikan, sangat terbatas - mereka adalah orang orang lemah, rakyat jelata, yang perlu diperjuangkan, mereka bukan diciptakan sebagai buih yang hanya di lmanfaatkan untuk kepentingan suara, alat penekan dengan demo-demo, tapi mereka kaum yang perlu dibela dengan sepenuh cinta. Disitulah NU berada.

Taukan kenapa mbah Yai Wahab Chasbullah lebih memilih bergabung dengan Nasakom dan keluar dari Masyumi? alasan dihianati Masyumi tentu salahsatunya. Begitu juga NU meninggalkan gelanggang politik praktis dan keluar dari PPP  tahun 1983 dan kembali menjelma menjadi "jami’iyah diniyyah ijtima’iyah ".

"NU ada dimana mana, tapi tidak kemana mana" menjadi tag line, tetapi yang harus di cermati " NU ada dimana mana, bukan berarti ada di HTI - idiologi dasar dari HTI tidak sesuai bahkan bertentangan dengan NU. NU mengakui asas tunggal pancasila dan bagian dari penjaga NKRI, sedangkan HTI tidak memgakui negara bangsa, ia ingin merubah negri ini menjadi caranya - Dengan demikian NU tidak ada di sana (HTI).

Lalu ada ustad HTI yg merasa NU, ah bercanda kau?NU garis lurus kali? saya mah NU garis lucu [dutaislam.com/pin]

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB