Membongkar Taktik Keji “PKS” Di Dunia Maya
Cari Berita

Advertisement

Membongkar Taktik Keji “PKS” Di Dunia Maya

Jumat, 15 Desember 2017
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Ilustrasi: Istimewa
DutaIslam.Com - Bagi yang aktif di medsos apalagi grup-grup politik, tentu sudah tidak aneh lagi membaca berbagai berita yang simpang siur. Kali ini Penulis akan membahas hal-hal tersebut. PKS disini yang Penulis maksud adalah Pengikut Kelompok Setan yang bergentayangan di dunia maya untuk menyebarkan berita berita hoax dan fitnah untuk menyudutkan pemerintah baik melalui para sukarelawannya maupun MCA (Melalui Codot Army) bayaran. Sama seperti setan atau iblis, mereka menghalalkan 1001 cara untuk mempengaruhi dan memprovokasi netizen. Berikut beberapa contoh atau Pola yang biasa mereka pergunakan.

Framing
Framing adalah mengemas informasi atau membentuk sebuah berita sehingga membentuk opini yang dikehendaki oleh orang yang membuat berita tersebut.
Contohnya gambar ini:


Tujuannya agar menimbulkan kesan FPI menentang keputusan Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai Ibukota Israel. Faktanya, itu adalah berita yang diambil tahun 2002 lalu, ini sumber beritanya: http://news.liputan6.com/read/31893/ratusan-anggota-fpi-siap-berjihad-ke-palestina

Kenyataannya, berdasarkan pencarian Penulis bersenjatakan mbah Google, belum ada rencana jihad tersebut. Memang ada rencana untuk demo di depan Kedubes AS, tapi di surat permintaan izin kepada kepolisian hanya tercantum 200 peserta. Mungkin karena kekurangan uang untuk beli nasi bungkus, jadi yang 7,3 juta diistirahatkan dulu.

Mem-Blow-Up Informasi Resmi Yang Keliru
Sebagai contoh, beberapa hari yang lalu beredar bahwa penetapan Yerusalem sebagai Ibukota Israel dilakukan setelah berkonsultasi dengan beberapa negara termasuk Indonesia seperti link berikut ini: https://m.detik.com/news/berita/3759040/dubes-as-klaim-sudah-konsultasi-dengan-indonesia-soal-yerusalem

Tujuannya, bagi yang tidak mengerti tentu terkesan bahwa pemerintah Indonesia menyetujui penetapan Yerusalem sebagai Ibukota Israel.

Faktanya, Dubes Amerika telah melakukan klarifikasi bahwa telah terjadi kesalahan penerjemahan dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia melalui link sebagai berikut: https://m.detik.com/news/berita/3760086/dubes-as-klarifikasi-rilis-klaim-konsultasi-dengan-ri-soal-yerusalem

Kenyataannya, tentu saja kaum bumi datar akan berusaha memblow-up link yang pertama dan menyembunyikan masalah klarifikasi pada link yang kedua agar tidak diketahui oleh masyarakat banyak. Sehingga menimbulkan kesan dan pandangan yang salah dari masyarakat kepada pemerintah bahwa Jokowi seakan-akan bermain dua kaki, di satu sisi mengecam penetapan Yerusalem sebagai Ibukota Israel sedangkan di sisi lain Jokowi menyetujui penetapan tersebut.

Pencitraan
Yaitu menciptakan kesan yang diinginkan oleh tokoh yang dicitrakan dan di blow-up oleh pengikutnya.

Coba lihat gambar dibawah ini:


Sepintas tidak ada yang salah dengan foto tersebut. Terkesan seorang gubernur yang sedemikian simpatinya terhadap Palestina mengenakan syal motif Palestina sambil baca koran dan seakan-akan tidak mengetahui dirinya sedang difoto.

Coba kita lihat lagi dengan dekat gambar dibawah ini dan bandingkan dengan gambar disampingnya:


Sudah terlihat perbedaannya kan? Tujuannya adalah membentuk opini seakan-akan tokoh tersebut bersimpati terhadap rakyat Palestina, bahkan mengaku kepada wartawan bahwa syal tersebut didapat ketika berkunjung ke Palestina sewaktu menjadi Mendikbud dulu.

Faktanya gambar berbicara lain, kalau dugaan Penulis, syal tersebut dibeli oleh wakilnya yaitu Sandiaga Uno ketika lari pagi melewati Tanah Abang, tapi itu dugaan Penulis lho.

Kenyataannya, Penulis tidak merasa tokoh tersebut benar-benar bersimpati terhadap rakyat Palestina, karena biasanya tokoh yang sengaja minta difoto dengan gaya gaya tertentu, aslinya bertolak belakang dengan gaya yang ingin ditampilkan. Tentu saja tokoh tersebut yang lebih tahu benar tidaknya.

Fitnah Atau Hoax


Inilah yang populer dan paling sering dilakukan oleh Codot Army tersebut.

Lihat SS tersebut, tanpa dasar melakukan fitnah, karena memang itu yang paling mudah, tidak perlu fakta, tidak perlu data dan lucunya paling mudah dipercayai oleh orang.

Opini yang ingin dibentuk adalah KSAU yang baru dilantik menjadi Panglima TNI adalah titipan Megawati dan memfitnah PDIP sebagai PKI.

Faktanya, tidak ada satu data pun yang mendukung pernyataan fitnahan tersebut.

Kenyataannya, Panglima TNI adalah pilihan Presiden Jokowi melalui persetujuan anggota DPR dan PDIP bukanlah PKI karena Presiden Jokowi telah menegaskan bahwa bila PKI muncul, pasti akan langsung digebuk dan ternyata sampai hari ini tidak ada yang mampu membuktikan PDIP adalah PKI.

Demikianlah beberapa pola yang sering dipergunakan Melalui Codot Army yang biasa disingkat menjadi MCA dalam aksinya melakukan fitnah, untuk menimbulkan kebencian terhadap satu tokoh atau kelompok tergantung pemesannya. Ataupun mengangkat citra tokoh lain yang membayarnya. Karena bagi mereka, soal etika, soal moralitas itu sudah tidak ada lagi. Agama hanya dijadikan topeng untuk memuluskan kepentingannya dan menipu masyarakat banyak. Tingkah lakunya tidak berbeda dengan iblis dan setan bukan?.

Jadi tidak salah kalau Penulis menyebut mereka sebagai PKS (Pengikut Kelompok Setan).

Pola-pola diatas adalah pola paling umum yang dipergunakan, masih banyak lagi cara-cara busuk mereka untuk memanipulasi berita. Semoga penjelasan ini bisa membuat kita lebih bijak dalam menilai sebuah berita, tidak mudah mengambil kesimpulan dan tidak gampang terjebak oleh berita-berita yang tidak benar. [dutaislam.com/gg]

Source: https://www.indovoices.com/anti-hoax/membongkar-taktik-keji-pks-di-dunia-maya/

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB