![]() |
Tokoh Agama dan Tokoh Tasawuf Jogjakarta Kuswaidi Syafii (kanan). Foto: Istimewa |
“Acara yang diklaim sebagai acara maulid yang diselenggarakan di Monas 2 Desember kemarin bisa jadi merupakan acara maulid terburuk se dunia. Sebab sama sekali tidak mencerminkan kata-kata dan prilaku Rasulullah,” tulis Kuswaidi di akun Facebooknya Kuswaidi Syafiie, Senin (04/12/2017) malam.
![]() |
Screenshot tanggapan Tokoh Tasawuf Jogjakarta Kuswaidi Syafii soal Maulid di Monas |
Kuswaidi berani berkomentar demikian setelah dirinya mengetahui salah satu tokok saat berorasi mengeluarkan kata-kata kotor. ”Kata-kata dancok, matamu picek, kecebong hingga olok terhadap menteri agama dengan entengnya keluar dari para penceramahnya,” jelas Kuswaidi.
Baca: Makin Ngelunjak, Sugi Nur Ejek Mentri Agama di Panggung Reuni 212
Kuswaidi mengatakan, dirinya paham bahwa banyak dari penceramah yang dulunya mungkin anti terhadap maulid. Tetapi harusnya mereka bisa tidak merusak acara maulid yang selama ini sudah menjadi tradisi umat Islam secara turun temurun.
”Bisakan mereka menjaga kesakralan maulid yang sudah bertahun-tahun kami jaga walaupun kami harus menanggung tuduhan akibatnya yang berupa tuduhan sebagai pelestari bid’ah?” paparnya.
Kuswaidi merasa miris dengan kondisi yang terjadi. Sebab menurutnya, maulid seharusnya dilantunkan kata-kata indah yang tertulis dalam kitab-kitab maulid, diceritakan akhlak, perjalanan, cara hidup dan perjuangan Rasulullah. Tak lain agar umat Islam dapat meniru Akhlak Nabi Muhammad.
“Saya sebagai bagian dari Umat Islam. Khususnya warga Nahdliyin sungguh miris,” tegas Kuswaidi.
Kuswaidi tak menampik bahwa Reuni 212 ada kepentingan politik.
”(Seharunya dilantunkan kata-kata indah, Red) Bukan malah diisi ceramah hujatan, kata-kata kotor, dan cacian kepada saudara seiman, hanya untuk nafsu dan syahwat politik mereka,” katanya [dutaislam.com/pin]
