Jawaban Kiai Marzuki atas 7 Paham Agama ‘Nyeleneh’ di Luar NU
Cari Berita

Advertisement

Jawaban Kiai Marzuki atas 7 Paham Agama ‘Nyeleneh’ di Luar NU

Duta Islam #03
Minggu, 03 Desember 2017
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Foto: Istimewa
DutaIslam.Com – Ada banyak pemahamanya agama ‘nyeleneh’ di luar pemahaman yang digariskan oleh Nahdlatul Ulama (NU) terkait ajaran agama. Warga Nahdlyin perlu tahu sekaligus bisa memberikan jawaban seandainya menjumpai paham tersebut di tengah-tengah masyarakat. 

Beberapa pemahaman dijumpai Kiai Marzuqi Mustamar. Beliau kemudian memberikan tanggapan dalam sebuah masjlis pengajian. Berikut tujuh pemahaman itu sekaligus Kiai Marzuqi Mustamar.

1. Soal membasuh anggota wudlu. Dimana,  ada kelompok yang memfatwakan bahwa membasuh anggota wudlu yang sah satu kali dan dua kali. Tiga kali tidak sah.

Jawaban Kiai Marzuki: Di Bukhori ada hadits yang menjelaskan bahwa Nabi membasuh anggota wudlunya tiga kali tiga lali. Tsalasan, tsalan. Jadi membasuh satu kali sah. Dua kali sah. Tiga kali malah dapat kesunatan. Lha kok iki mbasuh tiga kali malah dinyatakan tidak sah.

2. Soal ziarah kubur dan sedekah bagi mayit.

Jawaban Kiai Marzuki: Di Bukhori disebutkan bahwa ada hadis sahabat tanya apakah bisa sedekah untuk anggota keluarganya yang mati? Rosul menjawab, bisa. Apakah pahalanya sampai? Rosul menjawab, sampai. Jadi sedekah si fulan dan keluarga yang sudah meninggal akan sampai. Dan yang sudah meninggal pasti bahagia di alam kuburnya karena punya keturunan yang mau mendoakan dan mengirim sedekah.

Selian itu, di Bukhori juga dijelaskan bahwa Rosulullah saat melewati kuburan pernah meminta sahabat mengambil pelepah kurma. Nabi berharap, selama pelepah itu belum kering, selama itu pula si mayit diringankan siksa kuburnya.

3. Soal shalawat diiringi dengan irama musik.

Jawaban Kiai Marzuki: Merujuk hadits Bukhori yang menyatakan bahwa Rosulullah pernah melihat orang membaca syair dan pujian dengan memukul-mukul alat seperti terbang. Saat itu, Rosulullah diam saja.

4. Soal berdoa dengan lagu seperti yang biasa digunakan saat pujian.

Jawaban Kiai Marzuki: Di kitab Bukhori ini jelas. Ada hadist yang menyatakan bahwa Rosulullah pernah melihat sahabat berdoa dengan disyiirkan. Dan Nabi juga diam saja.

5. Soal kenduren usai menguburkan mayit.

Jawaban Kiai Marzuki: Di Hadis Bukhori juga dijelaskan bahwa ada keluarganya yang meninggal, Siti Aisyah pernah membuatkan susu. Dicampur dengan bubur susu. Bubur tadi lantas diberikan kepada orang-orang yang masih ada setelah acara penguburan mayit.

6. Kiai Marzuki mengatakan, tidak semua hal bisa mengambil contoh dari Nabi. Karena itu NU dan kiai pesantren juga mengambil contoh dari sahabat dan keluarga Nabi. Soal belajar jadi imam yang baik bisa menyontoh Nabi karena Nabi selalu jadi imam. Tapi kalau jadi makmum yang baik apa bisa nyonto Nabi? Sedangkan Nabi tudak pernah jadi makmum. Soal jadi istri solehah, apakah bisa menyontoh Nabi? Sedangkan Nabi tidak pernah jadi istri.

7. Soal shalat tiga waktu. Ada yang mengatakan aqimissolata lidulukissyamsi ila ghosyaqillail wa quranal fajr berarti tiga waktu. Yakni Duhur, Isya dan Subuh.

Jawaban Kiai Marzuki: Allah  sudah melakukan antisipasi adanya pemahaman tersebut. Karena itu Allah membuat ilaa. Dulukissyamsi ilaa ghosyakillail (lengsernya matahari hingga malam). Yang dimaksud adalah Duhur, Asar, Magrib, Isya. Jika hanya tiga waktu, pastilah tidak ada ilaa. Melinkan memakai fii. Yakni, Fi dulukissyamsi (Duhur) wa fi ghosyakillail (Isya), Wa quranal fajr dan Subuh.

Hal ini, menurut Kiai Marzuki, menunjukkan bahwa sejak dulu para kiai pesantren sudah mencontoh Nabi. Walaupun sebagian masyarakat awam memang tidak tahu dasarnya. [dutaislam.com/pin]

Keterangan:
Jawaban ini disampaikan Kiai marzuqi ketika mengisi pengajian dalam rangka 40 hari Nyai Hj Fatimah Soleh (ibunda Gus Irfan Soleh, ketua yayasan Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas) 2016 silam.  


Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB