![]() |
Foto: Istimewa |
Kritik pedas Ahmad Tsauri terhadap Khalid Basalamah disampaikan dalam bentuk artikel pendek berjudul “UIN Suka dan Khalid Basalamah” ditrima dan diterima Redaksi Dutaislam.com, Senin (04/12/2017)
Berikut kritik Ahmad Saudiri asli tanpa edit:
Menghormati Nabi Muhammad saw saja minta dalil, nuntut harus dalil hadis saheh. Untuk memuliakan Rasulullah saw butuh dalil dan akurasi informasi. Menilai institusi yang menaungi ratusan ribu orang baik rektor, profesor, dosen mahasiswa aktif dan alumni, se-enaknya sendiri. Cukup, "Kata teman saya".
Khalid Basalamah menuduh UIN Sunan Kalijaga pusat Islam Liberal menjadi penyebab banyak bencana di Jogja. Ini jelas penistaan. Informasi "jarene", kata teman tentang UIN, dijadikan landasan Khalid Basalamah mengarang utak atik ora gatuk.
"Di UIN kalau ada yang sholat di olok-olok". Ini penghinaan. Kata siapa orang solat diolok-olok. Dimana? Saya belum menjumpai masjid yang ramah difabel seperti UIN Sunan Kalijaga, tuna netra, tuna rungu, obesitas semua difasilitasi.
Bahkan untuk menjaga kesahan sholat jumat penyandang disabilitas tuna netra, khutbah jumat menggunakan penerjemah bahasa isyarat.
Ada di masjid lain? di kampus lain? kampus Wahabi di Arab Sausi sana almamater Khalid? Bukankah Islam untuk semua, termasuk penyandang disabilitas.
Dosen UIN banyak jebolan pesantren ternama. Bukan ustad tarjamah yang jauh dari etiket keulamaan. Misalnya pak Rektor, beliau jebolan Termas dan Harvard.
Kenapa kalau orang lain bicara di tuntut dalil, dalil, dalil. Sementara Anda mengaitkan bencana pada institusi tertentu hanya berlandaskan "kata temen saya".
Saya berharap institusi memproses secara hukum. Orang ini sudah melakukan blunder berulang kali. Biar kapok.
Lid Khalid, kapan warasmu ! [dutaislam.com/pin]
