Andai Wakil Rakyat Seperti Nabi Ketika Sedang Lapar
Cari Berita

Advertisement

Andai Wakil Rakyat Seperti Nabi Ketika Sedang Lapar

Duta Islam #03
Jumat, 08 Desember 2017
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Repelika tempat tidur nabi sangat sederhana. Foto: Istimewa
DutaIslam.Com - Islam selalu jaya dan menyebar di penjuru dunia karena mengedepankan kesederhanaan. Bagi orang beriman sama saja,hidup  miskin atau kaya tetap akan tampil sederhana. Sebab begitulah yang dicontohkan Nabi Muhammad saw.

Rosulullah saw bersabda : Sungguh mengagumkan untuk setiap perkara yang menimpa orang yang beriman. Semuanya adalah yang terbaik baginya. Tidaklah hal tersebut terjadi kecuali untuk orang yang beriman. Jika mendapat kebahagiaan dia bersyukur, itu adalah yang terbaik untuknya. Jika mendapatkan kemudhorrotan/yang tidak menyenangkan, dia bersabar. Maka itulah yang terbaik bagi nya. (HR Ahmad, Musim dan Ibnu Majah)

Suatu malam di waktu Isya'  berbaris rapi para sahabat di belakang Nabi Muhammad. Diantara mereka ada Umar Bin Khattab. Namun malam itu ada yang tidak biasa pada shalat jama'ah itu karena terdengar suara gesekan tulang-tulang sendi hingga terdengar suara-suara yang memilukan: krek, krek , krek saat  ruku' dan sujud dari arah depan, arah imam, arah Nabi Muhammad saw.

Usai shalat para sahabat saling pandang dengan firasat yang sama, nabi sedang sakit. Selesai shalat para sahabat bergerombol mengelilingi Nabi.  Umar memberanikan diri bertanya pada nabi. “Wahai Rosululloh, apakah engkau sedang sakit?

"Tidak," jawab Nabi.

Umar sekali lagi bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah engkau sedang sakit?”

"Tidak"  jawab nabi.

Umar melanjutkan bertanya: Tapi wahai Rasulullah,  saat shalat tadi kami mendengar ada bunyi sendi yang saling bergesekan dari badanmu.”

"Tidak, aku tidak sedang sakit," nabi meyakinkan

Para sahabat dan termasuk juga  Umar tak henti-hentinya memastikan nabi dalam keadaan sehat dengan bertanya keadaan beliau. Namun jawaban yang keluar dari Nabi tetap sama. Beliau menegaskan kalau dirinya tidak sakit. Para sahabat tidak putus asa. Mereka terus bertanya pada nabi karena telinga mereka telah menjadi saksi atas suara gemeratak tulang  ketika menggerakkan badan saat shalat. Mereka sangat khawatir terjadi sesuatu pada diri nabi yang sangat mereka cintai.

Karena pertanyaan sahabat tidak berkesudahan, dalam keadaan sangat terpaksa nabi pun memperjelas jawabannya dengan membuka bajunya. Nabi membuka kain yang membalut perutnya secara perlahan. Dan para sahabat pun melihat batu-batu kecil dalam kain itu. Umar sontak bertanya:

"Wahai Rasulullah, untuk apakah engkau membalut perut engkau dengan batu?"

"Aku lapar, dan aku tidak memiliki apa-apa untuk dimakan," jawab nabi.

Dengan suara bergetar karena sedih Umar berkata: “Wahai Rasulullah, bagaimana pendapat engkau tentang kami? Jika engkau kelaparan, tidak mungkin kami tidak akan memberikan makanan yang paling lezat, wahai Rasulullah.”

Umar kembali merendahkan suaranya. “Kami semua ya Rasullah, sahabatmu ini, hidup dalam kemakmuran.”

"Tidak Umar," jawab nabi. "Karena aku tahu bahwa kalian tidak hanya akan memberikan makanan lezat padaku, tapi juga harta bahkan juga nyawa kalian untukku sebagai bukti rasa cinta. Tapi, bagaimanakah nantinya aku akan menghadap Allah dan bagaimana caraku untuk menyembunyikan malu jika sebagai pemimpin aku hanya menjadi beban atas orang yang aku pimpin.”

Mendengar jawaban tersebut Umar dan sahabat terdiam. Segala macam kecintaan yang diberikan pada Nabi Muhammad memang sudah pada tempatnya. Sudah selayaknya dan itulah mengapa risalah yang beliau bawa bisa sampai pada kita hingga dengan saat ini. Tak lain karena akhlaknya yang mulia.

Dengan segala kekuatan yang dimilikinya, sebagai seorang kepala negara, panglima tertinggi, pemegang otoritas agama, Nabi Muhammad hanya cukup berucap satu kata untuk memenuhi perutnya dengan makanan lezat. Dan apa yang diinginkan pasti akan tersedia. Namun Nabi Muhammad tidak melakukannya. Nabi Muhammad mengajarkan pada kita cara berpuasa, imsak, menahan "nafsu" dan diri.

Nabi yang agung itu mengajarkan cara menahan diri untuk tidak mengambil barang sedikitpun dari kekuasaan yang dimilikinya hanya demi kepentingan dirinya. Nabi mengajarkan tentang bagaimana berpuasa yang indah, menahan diri untuk tidak memanfaatkan apa yang menjadi amanah hanya untuk kelangsungan hidupnya.

Pepatah menyampaikan:

انت بالروح انسان لا بالجسد

“Anda betul-betul sebagai manusia karena jiwa anda bukan karena (kegagahan dan ketegapan) tumbuh (anda)

Allah swt berfirman:

وانك لعلي خلق عظيم

Sungguh (akhlak) mu diatas semua akhlak yang agung.

Andai para wakil rakyat seperti nabi ketika sedang lapar, tak mungkin ada korupsi uang negara. Semoga kita dapat meneladani akhlak mulai Nabi Muhammad [dutaislam.com/ed/pin]

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB