![]() |
Foto: Istimewa |
Bagaimana mengatasinya?
Ghossan bin Mufadhdhol berkata: Sebagian sahabat kami dari Bashrah bercerita padaku. Dia berkata, ada seorang lelaki mendatangi Yunus bin Ubaid. Dia mengadukan kondisi hidupnya yang serba susah dan sedih.
Lalu Yunus mencecar pertanyaan padanya: apa kamu suka bila penglihatan yang kamu gunakan untuk melihat ditukar dengan uang seratus ribu?
Dia menjawab: Tidak.
Yunus kembali bertanya: apa kamu suka bila pendengaran yang kamu gunakan untuk mendengar ditukar dengan uang seratus ribu?
Dia menjawab: Tidak.
Yunus kembali bertanya: apa kamu suka bila akal yang kamu gunakan untuk berpikir ditukar dengan uang seratus ribu?
Dia menjawab: Tidak.
Yunus kembali bertanya: Bagaimana bila kedua tanganmu ditukar dengan uang seratus ribu?
Dia menjawab: Tidak mau.
Bagaimana dengan kedua kakimu?
Beliau terus menyebut berbagai nikmat yang dikurniakan Allah kepadanya. Yunus kemudian menasehatinya:
“Aku melihat kamu memiliki ratusan ribu, namun engkau masih "galau" (mengeluhkan) kebutuhanmu."
Apa yang masih kita risaukan sedang kenikmatan yang melekatan di tubuh kita hingga hari ini masih ada dan normal-normal saja? [dutaislam.com/ed/pin]
Keterarangan:
Disarikan dari kitab Shifatus Shofwah dan Siyar A'lam an-Nubala'
