Tanah Milik Tuhan, Ulama Saudi Fatwakan Boleh Salat di Gereja
Cari Berita

Advertisement

Tanah Milik Tuhan, Ulama Saudi Fatwakan Boleh Salat di Gereja

Duta Islam #03
Jumat, 10 November 2017
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman. Foto: (REUTERS/Charles Platiau)
DutaIslam.Com – Keterbukaan pandangan keagamaan terus ditunjukkan oleh Arab Saudi. Belum lama ini Arab Saudi telah membolehkan perempuan mengunjungi stadion yang semula dilarang bagi perempuan. Arab juga mulai mengadakan konser yang merupakan hal baru di negara lahirnya agama Islam tersebut.

Baca: Di Arab Juga Ada Konser Lho, Tad. Haram?

Belakangan, muncul fatwa dari seorang ulama senior Arab Saudi yang membolehkan umat Islam shalat di mesjid mana saja, baik Sunni maupun Syiah, gereja bahkan sinagog. Fatwa itu disampaikan Abdullah bin Sulaiman Al-Manea, anggota Dewan Cendekiawan Senior Arab Saudi.

Dilansir surat kabar Al Anba' Kwait, Jumat (10/11/2017), Al-Manea menegaskan bahwa Islam adalah agama toleransi dan belas kasih, bukan kekerasan, intoleransi atau terorisme. Dia menekankan bahwa umat Islam harus menyebarkan Islam yang benar dan mengikuti tradisi Nabi Muhammad SAW untuk memperlakukan orang-orang yang berbeda agama secara toleran.

Sambil menyebut bahwa semua tanah di bumi adalah milik Tuhan, Al-Manea mengutip sabda Nabi Muhammad, yang berbunyi “Bumi telah dijadikan tempat bersujud dan pemurniah bagi saya” kata Al-Manea seperti dilaporkan situs berita Arab Saudi, Arab News.

Al-Manea menyatakan bahwa Islam adalah agama yang hidup berdampingan, bukan dengan kekerasan. Dalam berinteraksi dengan umat non-muslim, Al-Manea mengutip hadits lain yang mengisahkan saat Nabi Muhammad menerima delegasi orang-orang Kristen dari Najran di mesjid-mesjidnya. Saat itu, Nabi mengizinkan tamu-tamunya bersembahyang menghadap Yerusalem.

Ulama cendikiawan Saudi itu menyatakan bahwa Islam menyebar di banyak negara seperti Indonesia dan Malaysia, karena perilaku yang baik dari para pedagang muslim. Sehingga menarik perhatian penduduk setempat untuk memelauk agama Islam.

Pernyataan Al-Manea sebenarnya bukan hal yang baru. Sepuluh tahun lalu, Dewan Cendekiawan Senior Arab Saudi mengeluarkan pernyataan bahwa umat Islam diizinkan memasuki gereja-gereja untuk melihat-lihat dan menambah pengetahuan mengenai tempat-tempat ibadah. 

Pernyataan itu merujuk pada peristiwa yang dialami Kalifah Omar bin Al-Khattab, yang menolak bersembahyang di Gereja Makam Suci di Yerusalem, lantaran tidak ingin umat Islam mengganggu orang-orang Kristen di gereja mereka.

Sebagai gantinya, dia salat di wilayah lain dimana sebuah majid dibangun dengan nama Masjid Omar. Namun Omar tidak menyakan bahwa umat Islam tidak bisa masuk gereja.

Al-Manea menekankan bahwa umat Islam dapat masuk ke gereja untuk belajar tentang mereka, dan sebaliknya orang-orang Kristen diizinkan memasuki mesjid, kecuali Masjidil Haram di Mekkah, dan berdoa di dalamnya.

Pernyataan Al-Manea tersebut sejalan dengan imbauan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman. Dalam pidatonya di Konferensi Inisiatif Investasi Masa Depan di Riyadh beberapa waktu lalu, Pangeran Mohammed menjanjikan Islam yang lebih moderat di Kerajaan Arab Saudi. [dutaislam.com/pin]

Keterangan:
Dikutib dari CNNIndonesia.com, diedit seperlunya oleh Redaksi Dutaislam.com


Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB