Foto: Istimewa |
Tak kalah menarik, perbincangan tersebut juga ramai di media sosial facebook. Ada yang komentar bernada kritik, ada yang membuat status hanya guyonan (bercanda), ada pula yang membagikan pemberitaan terkait penjelasan dinas terkait.
Akun Pra Bowo Soebianto di dalam grup Warga Demak menuliskan kritik terhadap kampanye tersebut. Menurutnya, ada persoalan yang lebih penting terkait kebersihan sungai. Yaitu masalah sampah.
"Bupati dan wakil bupati demak,,, wong “ngising” ae di ilokno, padahal wong “ngising” mok o ng pinggir kali iku kan mesti ono tutupe. Koyok ora ono gawean ligo ae, ngurusi wong “ngising”. Pak bupati sng marake ketok kotor iku udu kotorane wong “ngising” tapi sampah2 kae hlo," katanya (01/11/2017) dalam bahasa Jawa.
(Artinya: Bupati dan wakil bupati demak, orang buang air besar kok ditegur, padahal orang buang air besar di sungai itu kan pasti ada tutupnya. Kayak tidak ada pekerjaan lain aja, ngurusi orang buang air besar. Pak Bupati yang membuat sungai kotor itu bukaan kotoran orang buang air besar, tapi sampah-sampah itu lho.)
Lain halnya dengan akun Subchan Zuhri. Dirinya tidak serius-serius amat menanggapi foto spanduk yang beredar itu. Dengan mengupload foto itu (31/10/2017), ia berkata, "Ini yang namanya "Ngising Zaman Now". Kalau ngising zaman old itu di kali, nah kalau zaman now ya di kakus," sambil memberi emoticon senyum-senyum.
Melihat viralnya foto spanduk tersebut, akun Saiful Bahri di Grup Kabar-e Semarang membagikan penjelasan dinas terkait soal spanduk tersebut melalui berita Tribun Jateng.
Kepala Dinkes Demak, Gufrin Heru Putranto membenarkan spanduk dengan bahasa Jawa yang lugas tersebut memang dikeluarkan instansinya.
"Memang ada spanduk itu bukan hoax, dipasang di Wedung dan satu lagi dipasang di Botorejo dekat jembatan Jalan Lingkar," tandas Gufrin sebagaimana dilansir Tribun Jateng (30/10/2017) itu.
Gufrin juga menyatakan, penggunaan bahasa yang kini menjadi viral itu memang disengaja. "Memang untuk daerah yang dekat pantai atau sungai harus begitu biar langsung paham," imbuhnya. [dutaislam.com/gg]