![]() |
Foto Istimewa |
Negeri itu menghadap ke laut. Tetapi di sana tak ada sungai. Akhirnya mereka membuat terusan yang amat panjang dan membuat danau. Maka jadi suburlah negeri itu atas kehendak Allah. Semua benih yang ditanam tumbuh dan berbuah. Mereka menjafi makmur dan kaya.
Allah menganugrahi mereka selama 700 tahun tak satupu ada yang mati. Mereka senantiasa beribadah pardu, sholat 2 rakaat pagi dan sore.
Namun, kenikmatan dan kekayaan yang berlimpah akhirnya menbuat mereka takabbur dan jadi fasiq. Mereka suka minum khamer dan lalai ibadah.
Suatu saat datang Iblis yang menyamar sebagai jadi orang tua yang mengajak menyembah selain Allah dan membuat berhala. Satu berhala dibuat dan iblis masuk ke kedalamnya dan berkata-kata. Maka makin ramailah berhala dibuat dengan berbagai macam rupa . Akhirnya jadi kufur mereka semua.
Kemudian Allah mengutus seorang Nabi untuk kaum itu. Setiap malam Beliau berseru-seru di empat penjuru begeri:
”Wahai kaumku yang banyak, sebutlah olehmu Laailaha Illallah, Tuhan yang Esa yang patut disembah dan jauhkan dirimu dari menyembah berhala. Iblis telah menyesatkanmu semua dan dialah yang berkata-kata dalam berhalamu. Tinggalkanlah menyembah berhala. Begurulah.”
Beliau mengajak kaumnya menyembah Allah. Namun, hal ini membuat raja negeri itu marah dan menyuruh pasukannya untuk menangkap sang Nabi. Dicarilah ke barat teryata dan di timur, diburu ke selatan ternyata sudah ada di sblh utara.
Berhari-hari diburu tak pernah tertangkap. Bahkan suatu malan beliau berseru-seru:
”Wahai kaumku akan datang bala' atasmu esok hari yg bernama Mati mendadak.”
Kaum itu itu sudah lupa dengann kematian karena selama 700 tahun tak ada seorangpun yang merasakannya.
Esok harinya ada seorang laki-laki duduk mengobrol lalu mati. Tambah siang tambah banyak yang mati. Satu diantara mereka pun melapor kepada raja. Raja kemudia menyuruh 12.000 pasukannya berkeliling menjaga istana dengan memakai baju perang lengkap.
“Jika mati mendadak itu datang maka jangan diijinkan masuk,” kata Raja.
Raja kemudian menyuruh membuat ruang besi yang cukup besar dengan kursi tahta kerajaan dan majaban yang banyak di dalamnya. Raja berkata: ”Jaga, jangan sampai mati mendadak itu masuk ke dalam.”
Tiba-tiba saat raja berada di ruang besinya yang kokoh, datang seorang laki-laki tinggi besar menghanpiri. Raja merasa takut dan berkata: “Siapa engkau dan darimana engkau masuk?”
Akulah yang mengambil nyawa semua yang disebut mati mendadak,” lelaki itu.
Raja berkata: “Kembalilah tuan barang sehari dan apakah ini giliranku?
Lelaki yang merupakan malaikat maut itu pun meninggalkannya karena umurnya memang sehari lagi. Setelah itu raja keluar dari ruang besinya dan mengumpulkan para pengawal ruang besi dan memarahi mereka. Para pengawal berkata kalau tak ada seorangpun yang bisa masuk dan lolos dari pengawasan mereka.
Esok harinya Malaijat Maut mencabut nyawa raja di ruang besi itu beserta ribuan orang yang menjaganya. Kemudian Allah menurunkan bala' dengan badai pasir dan angin topan yang menerbangkan bebatuan. Air danau dan telaga mengering.
Nabi berkata kepada kaumnya: ”Wahai kaumku, bertaubatlah, sembahlah Allah. Inilah bukti adzab Allah, maka bertaubatlah Berimanlah kepada Allah”
Mereka menjawab: “Sesungguhnya bala' ini datangnya disebabkan oleh kamu. Kamulah yang membawa bencana.”
Akhirnya nereka membunuh sang Nabi. Allah kemudian memerintahkan semua ular yang berada di laut dan sungai nengelilingi negeri itu dan menbunuh penduduknya.
Diceritakan: Bahwa selama nereka neniknati kemurahan Allah selama ratusan tahun, tak di negeri itu yang mengajar ilmu atau belajar ilmu agama. Mereka hanya beribadah.
Di sinilah pentingnya ilmu, proses pembelajaran dan pengajaran. Ibadah saja tidak cukup jika tanpa ilmu. [dutaislam.com/ed/pin]
