Kisah Surat An Nahl:90 Dibaca Saat Khutbah Jum'at, Bermula Larangan Serang Lawan Politik
Cari Berita

Advertisement

Kisah Surat An Nahl:90 Dibaca Saat Khutbah Jum'at, Bermula Larangan Serang Lawan Politik

Duta Islam #02
Jumat, 17 November 2017
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami

Oleh Dafid Fuadi

DutaIslam.Com - Pada masa Daulah Umaiyah itu, mimbar-mimbar Jumat berubah menjadi tempat menyerang lawan politik. Para Khalifah Daulah Umaiyah memerintahkan kepada para khatib agar menyampaikan propaganda, caci-maki dan fitnah kepada Ali dan para pendukungnya yang merupakan lawan politik Daulah Umaiyah.

Tapi ketika Umar ibn Abdul Aziz menjadi Khalifah (dari Bani Umaiyah), beliau gelisah melihat kenyataan itu. Maka ia melarang mimbar Jumat dijadikan tempat dan ajang kampanye politik. Beliau lantas menyisipkan ayat 90 dari surat an-Nahl dalam setiap Khutbah Jumat:

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemunkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (QS. an-Nahl: 90)

Ibnu Katsir menafsirkan kata al-Baghyu dalam ayat tersebut sebagai permusuhan terhadap umat manusia. Dalam sebuah hadits disebutkan: “Tidak ada dosa yang paling layak untuk disegerakan Allah siksanya di dunia di samping siksa yang disiapkan untuk pelakunya di akhirat, selain al-baghyu (sikap permusuhan) dan pemutusan silaturahmi.”

Sejak itu surat an Nahl ayat 90 selalu dibaca oleh para Khatib di Khutbah ke dua setiap jum'at sampai sekarang. [dutaislam.com/gg]

Dafid Fuadi, Direktur Aswaja NU Center Kabupaten Kediri

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB