Ketahuilah, Ini 7 Ulama NU yang Telah Bergelar Pahlawan Nasional
Cari Berita

Advertisement

Ketahuilah, Ini 7 Ulama NU yang Telah Bergelar Pahlawan Nasional

Duta Islam #03
Sabtu, 18 November 2017
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Foto: NU Online
DutaIslam.Com - Ormas Islam terbesar Indonesia Nahdlatul Ulama (NU) telah melahirkan para pejuang yang merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Maka tak heran jika tokoh-tokohnya pantas pendapat gelar pahlawan nasional.

Meski para pahlawan dari NU dan pesantren terbilang banyak, namun hanya beberapa nama yang kemudian mendapat gelar Pahlawan Nasional. Berikut ini beberapa nama dengan riwayat sangat singkat tokoh-tokoh NU yang mendapat gelar pahlawan tersebut:

1. Hadratussyekh KH Hasyim Asyari Hadratussyekh KH Hasyim As’yari adalah tokoh utama dan pendiri dari Nahdatul Ulama. Ia merupakan satu-satunya penyandang gelar Rais Akbar NU hingga akhir hayatnya. Ia ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada tahun 17 November 1964 berkat jasanya yang berperan besar melawan penjajah. Salah satu di antara jasanya untuk negara ini adalah memutuskan NU untuk mengeluarkan Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945. Tanggal tersebut kemudian dijadikan sebagai Hari Santri Nasional.

2. KH Abdul Wahid HasyimKH Abdul Wahid Hasyim adalah putra Hadratussyekh KH Hasyim As’yari dan ayah dari presiden keempat RI KH Abdurrahmann Wahid. Ia merupakan salah satu anggota Badan Penyidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Ppanitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Di pondok pesantren Tebuireng ia mempelopori masuknya ilmu pengetahuan umum ke dunia pesantren. Ia  ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada tanggal 17 November 1960.

3. KH Zainul Arifin KH Zainul Arifin, merupakan tokoh NU asal Sumatera Utara. Ia aktif di NU sejak muda. Di antara jasanya adalah pada pembentukan pasukan semi militer Hizbullah. Kemudian menjadi panglimanya. Ia pernah menjadi perdana menteri Indonesia, Ketua DPR-GR. Selain itu, beliau juga berjasa dalam menjadi anggota badan pekerja Komite Nasional Pusat. Pemerintah menetapkan dirinya sebagai pahlawan nasional pada 4 maret 1963.

4. KH Zainal Mustofa KH Zainal Mustofa merupakan tokoh NU dari Tasikmalaya, pernah menjadi salah seorang Wakil Rais Syuriyah. Ia salah seorang kiai yang secara terang-terangan melawan para penjajah Belanda. Ketika Belanda lengser dan diganti penjajag Jepang, KH Zainal Mustafa tetap menolak kehadiran mereka. Ia dan santrinya mengadakan perang dengan Jepang. Atas jasanya ia dianugerahi sebagai pahlawan nasional pada1972.

5. KH Idham ChalidIa pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri Indonesia pada Kabinet Ali Sastroamidjojo II dan Kabinet Djuanda. Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua MPR dan Ketua DPR. Selain sebagai politikus, ia merupakan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama pada tahun 1956-1984. Hingga saat ini ia merupakan ketum paling lama di ormas bentukan para kiai itu. Atas jasanya, ia ditetapkan sebagai pahlawan pada 8 November 2011. Kemudian pada 19 Desember 2016, Pemerintah mengabadikan beliau di pecahan uang kertas rupiah baru, pecahan Rp. 5.000,- .

6. KH Abdul Wahab ChasbullahKH Abdul Wahab Chasbullah merupakan Salah seorang pendiri NU. Sebelumnya, ia pendiri kelompok diskusi Tashwirul Afkar (Pergolakan Pemikiran), pendiri Madrasah Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Negeri), pendiri Nahdlatut Tujjar (Kebangkitan Pedagang). Sejak 1924, mengusulkan agar dibentuk perhimpunan ulama untuk melindungi kepentingan kaum tradisionalis. Usulannya terwujud dengan mendirikan NU pada 1926 bersama kiai-kiai lain. Ia juga salah seorang penggagas MIAI, pernah menjadi Rais ‘Aam PBNU. Kiai yang wafat pada 29 Desember 1971 itu mendapatkan gelar pahlawan pada 8 November 2014.

7. KH As’ad Syamsul Arifin KH As’ad Syamsul Arifin salah seorang kiai berperang melawan penjajah. Ia menjadi pemimpin para pejuang di Situbondo, Jember maupun Bondowoso, Jawa Timur. Di masa revolusi fisik, Kiai As'ad menjadi motor yang menggerakkan massa dalam pertempuran melawan penjajah pada 10 November 1945. Selepas kemerdekaan Kiai As'ad adalah penggerak ekonomi-sosial masyarakat. Ia menyerap aspirasi dari warga kemudian mendorong pemerintah daerah, menteri, maupun presiden guna mewujudkan pembangunan yang merata. Kiai As'ad juga berperan menjelaskan kedudukan Pancasila tidak akan mengganggu nilai-nilai keislaman. Atas jasa-jasanya, ia mendapat anugerah pahlawan pada 9 November 2016.


Itulah tujuh ulama NU yang saat ini sudah mendapat gelar pahlawan nasional [dutaislam.com/pin]

Keterangan:
Tulisan ini tayang pertama kali di NU Online. Diolah dan diedit seperlunya oleh Redaksi Dutaislam.com

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB