![]() |
Foto: Istimewa |
"Mengapa kamu membenarkan anak muridmu menundukkan badan lalu mencium tanganmu. Kamu tidak sadar telah melakukan perbuatan syirik kepada Allah dan sepatutnya yang kita sembah hanya Allah SWT bukan mahkluk. Kamu ini mengajarkan anak muridmu perbuatan yang syirik?"
Mendengar ucapan itu, Guru Mulia Al Habib Umar bin Hafidz membalas dengan senyuman. Habib Umar kemudian mengambil pen yang berada di kantung baju lelaki tersebut lalu menjatuhkannya ke lantai.
Orang itu pun menunduk ingin mengambil pennya, namun Habib Umar menahannnya dan berkata:
"Apa yang akan engkau lakukan jangan menunduk kebawah?"
Orang itu menjawab: "Tidak, aku hanya ingin mengambil pulpen ku saja."
"Engkau tidak boleh menunduk ke bawah menyembah pen, yang kita sembah hanyalah Allah SWT," jawab Habib Umar
Orang itu berkata lagi: "Tidak, aku bukan menyembah pen aku hanya berniat mengambil pen aku saja, bukan untuk menyembah."
Habib Umar tersenyum dan berkata:
"Begitu pula anak-anak muridku. Mereka hanya bersalaman dengan menundukkan badan bukan karena ingin menyembahku namun mereka cuma ingin menghormatiku sebagai guru mereka meskipun aku tidak menginginkan/ meminta mereka seperti itu."
Jawaban singkat itu membuat lelaki itu puas dan mengerti makna yang sebenarnya. Sungguh indah jawaban untuk seseorang yang agak kurang mengerti makna menghormati. [dutaislam.com/ed/pin]
