Bunga Cinta dan Api Kebencian
Cari Berita

Advertisement

Bunga Cinta dan Api Kebencian

Minggu, 26 November 2017
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami

Oleh Al-Zastrouw

DutaIslam.Com - Bunga adalah lambang cinta dan keindahan. Itulah sebabnya seseorang akan mengirim bunga kepada orang-orang yang dicintai, baik saat bahagia maupun bela sungkawa. Bunga adalah ungkapan rasa yang tak terkatakan.

Selain memancarkan keindahan, bunga juga menebar wewangian kepada siapa saja, dimana saja dan dalam situasi apa saja. Keharuman dan keindahan bunga menembus batas dan sekat-sekat apa saja; etnis, idiologis, status sosial, profesi bahkan agama sekalipun . Itulah sebabnya Sayyidina Ali pernah berpesan; "jadilah dirimu spt bunga yang selalu menebarkan keharuman, sekalipun pada tangan yang telah meremas dan menghancurkannya".

Keharuman bungan yang menyebar menembus batas itu seperti cinta yang tak punya mata. Orang Islam, Nasrani, Hindu, Budha, Kong Hu Chu, Kejawen, Penghayat Kepercayaan bahkan mereka yang atheis sekalipun bisa memikmati keindahan dan keharuman bunga. Demkian juga cinta dan kasih sayang Tuhan yang yang tak bisa dimonopoli, hanya dinikmati orang beriman saja. Kasih Tuhan bisa dinimmati oleh semua makhluknyaNya seperti tercermin dalam keindahan dan keharuman bunga.

Meskipun bisa menembus sekat apa saja tapi kaharuman dan keindahan bunga menjadi sia-sia dih  hadapan orang-orang yang tak punya cinta. Karena keindahan itu hanya mampu ditembus oleh mereka yang punya cinta.  Orang-orang yang di dalam hatinya tertanam rasa benci dan dengki tak pernah bisa melihat keindahan.

Nabi Muhammad pernah mengingatkan bahwa rasa dengki (hasud) itu bisa membakar dan menggerogoti hati manusia seperti api membakar ranting kering. Ini artinya, orang-orang yang suka membakar, mengobarkan rasa kebencian pada sesama sesungguhnya adalah orang yang sedang terbakar jiwanya oleh kedengkian.

Dalam perjanan sejarah hidup.manusia, bunga juga pernah menjadi simbol perlawanan untuk mengetuk hati dan jiwa. Gerakan ini pernah terjadi di Amerika tahun 1968. Bermula dari foto seorang pemimpin perang Vietnam, Nguyen Ngoc yang menembak seorang tawanan perang yang kemudian dipublikasikan  oleh seorang wartawan perang Eddie Adams

Foto ini memancing reaksi masyarakat Amerika hingga menimbulkan protes dan menuntut pemerintah agar secepatnya menghentikan perang di Vietnam. Protes ini dilakukan dengan bunga sebagai simbol cinta kasih dan keindahan. Dari sinilah timbul istilah generasi bunga yang muncul di Amerika pada akhir dekade 60an hingga awal 70an. Generasi yang menolak peperangan dan kekerasan. Meski gerakan ini memiliki spirit protes dan perlawanan namun karena disampaikan melalui bunga maka tetal terasa indah dan beradab.

Deretan karangan bunga yang ada di seputar balai kota Jakarta hingga tumpah ke jalanan seputar monas adalah cermin cinta yang memiliki seribu makna. Bunga-bunga itu bisa bermakna ungkapan kekecewaan, kesedihan, dukungan, penyemangat,  doa atau bahkan ledekan dan cemooh. Apapun makna itu tetap terlihat lebih indah dan beradab jika disampaikan melalui bunga.

Tapi sekali lagi cara-cara beradab dan penuh keindahan ini akan sia-sia dan kehilangan makna dihadapan orang-orang berhati hasud yang tuna cinta. Mereka tidak bisa lagi merasakan kindahan bunga, bahkan deretan bunga-bunga itu dianggap sebagai hinaan, pelecehan dan tantangan perang sehingg terlihat seperti jilatan api yang membakar. Kebencian yang menyelimuti jiwa telah membutakan mata hati atas segala keindahan yang ada, sehingga tega membakar bunga-bunga indah yang tak berdosa yang menjadi ungkapan cinta pada sesama.

Jangankan keindahan bunga-bunga, bahkan keindahan ajaran agama sekalipun mereka tidak bisa melihatnya. Akibatnya ajaran agama yang penuh cinta kasih, rahman rahim dengan mudah mereka jadikan bahan bakar untuk mengobarkan kebencian dan permusuhan pada sesama

Jika hari ini kebencian dan kedengkian sudah membakar bunga cinta yang penuh makna, maka bukan tidak mungkin esok hari mereka akan membakar bunga-bunga bangsa yang hidup dalam taman sari Indonesia. Karena sebagaimana sabda Nabi kedengkian akan terus menggerus jiwa manusia seperti api membakar kayu kering. Jika hati sdh terbakar dengki maka bunga indah akan terlihat seperti bara api. Dan jika sudah seperti ini maka sesunggihnya kita sdh berada pada kondisi darurat cinta dan kemanusiaan. [dutaislam.com/gg]

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB