![]() |
Kasubdit PD Pontren Kemenag, Dr. Ainur Rofiq M. Ag dan KH. Lukman Dimyati saat seminar, dalam rangkaian acara Silatda Ayo Mondok Jateng-DIY 2017 di IAIN Surakarta (18/10/2017). Foto: Zaim |
“Terjadi penyisipan atau penghilangan redaksi dalam kitab kuning. Kadang redaksi kitab yang dimiliki santri sekarang berbeda dengan milik kiainya. Bandongan atau sorogan efektif untuk mengatasi itu,” terang Ainur Rofiq.
Penjelasan Ainur Rofiq tersebut merupakan respons dari pertanyaan beberapa peserta yang prihatin terkait menyebarnya paham radikal dan Wahabi.
Menyebarnya paham Wahabi dan radikal juga direspons oleh Ketua Umum Gerakan Ayo Mondok Nasional, KH. Lukman Haris Dimyati, yang juga menjadi pembicara dalam seminar tersebut. Menurut pria yang akrab dipanggil Gus Lukman ini, dalam rangka menangkal paham-paham tersebut, penting untuk menjaga keberlangsungan pesantren.
“Keberlangsungan pesantren harus dijaga. Salah satu caranya dengan besanan antar keluarga pesantren. Kan susah kalau sampai kiai dapat mantu orang berpaham Wahabi,” kelakar Gus Lukman, yang langsung disambut tepuk tangan dan tawa para peserta.
Seminar tersebut merupakan salah satu rangkaian acara Silatda Ayo Mondok Jateng-DIY 2017, yang diprakarsai oleh Pengurus Wilayah RMI NU Jawa Tengah. Menurut jadwal, seminar yang terakhir (19/10/17) dari acara Silatda tersebut akan dihadiri oleh Menteri Agama Dr. H. Lukman Hakim Saifudin dan Ketua Pengurus Pusat RMI NU, KH. Abdul Ghaffarrozin, M.Ed. [dutaislam.com/zaim/gg]
