Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj, MA saat membuka "Sarasehan Pesantren Inklusi" di Pondok Pesantren al-Tsaqafah, Ciganjur Jakarta Selatan, Jumat (06/10/2017). Foto: Istimewa |
"Kami akan undang perwakilan dari mereka sebagai referensi sebelum mengambil keputusan,” kata Ketum PBNU Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj, MA saat membuka "Sarasehan Pesantren Inklusi" di Pondok Pesantren al-Tsaqafah, Ciganjur Jakarta Selatan, Jumat (06/10/2017).
Menurut Kiai Said disabilitas bukanlah kekurangan. ”Buktinya, Gus Dur dengan segala keterbatasan penglihatannya mampu membuktikan bisa menjadi Presiden ke-4 RI,” terangnya.
Kiai Said Aqil menegaskan, NU akan mengawal regulasi tentang disabilitas. Peraturan itu penting guna memastikan terpenuhinya hak warga dan persamaan di muka umum. Sebagai langkah nyata, NU akan mengintruksikan semua fasilitas yang dikelola warga NU harus ramah disabilitas.
"Madrasah, masjid, rumah sakit harus ramah disabilitas," tutur kiai asli Kempek, Cirebon tersebut.
Dalam acara tersebut, Ustad Budi Santoso, salah satu difabel tuna netra memperlihatkan kemahirannya membaca Al-Qur'an dan kitab kuning. Pengunjung tanpak kagum.
Salah satu difabel tunan rungu mengatakan, negara negara di Eropa bahkan Timur Tengah sangat ramah dengan disabilitas. Sehingga ada kesamaan hak di ruang publik.
"Di Indonesia belum dan. Saya berharap NU memploporinya," katanya [dutaislam.com/ksf/dan/anw/pin]