[Ibrah Pribumi] Ketika Nabi Membagikan Harta Kepada Muhajirin, dan Anshar Protes
Cari Berita

Advertisement

[Ibrah Pribumi] Ketika Nabi Membagikan Harta Kepada Muhajirin, dan Anshar Protes

Duta Islam #02
Selasa, 17 Oktober 2017
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Foto: Istimewa
Oleh Ayik Heriansyah

DutaIslam.Com - Anas bin Malik dan Abu Sa’id al Khudri meriwayatkan bahwa tatkala terjadi perang Hunain. Kaum Hawazin, Ghathafan dan selain mereka disertai anak anak dan semua harta benda, mereka menyerang Rasulullah ﷺ yang pada saat itu bersama sepuluh ribu pasukan termasuk orang orang yang dibebaskan pada Fathul Mekkah.

Mendapat serangan yang tidak terduga larilah pasukan Musliminmeninggalkan Rasulullah sendirian. Melihat kenyataan itu Rasulullah ﷺ berseru dua kali dengan seruan yang jelas dan lantang tanpa ada suara lain yang mengacaukannya.

Pada seruan pertama beliau menoleh ke sebelah kanan seraya berkata, “Wahai orang-orang Anshar!” Mereka menjawab, “Kami penuhi panggilanmu wahai Rasulullah ﷺ, bergembiralah! Sesungguhnya kami berada di barisanmu.”

Kemudian beliau menoleh ke sebelah kiri seraya berkata, “Wahai orang-orang Anshar!” Mereka menjawab, “Kami penuhi panggilanmu wahai Rasulullah ﷺ, bergembiralah! Sesungguhnya kami berada di barisanmu.”

Setelah itu Rasulullah ﷺ turun dari atas keledainya dan berkata, “Aku adalah hamba Allah dan utusan-Nya.” Setelah itu porak porandalah pasukan Musyrikin dan RasulullahSAW mendapatkan harta rampasan perang yang melimpah.

Harta rampasan perang tadi dibagi-bagikan kepada orang-orang Muhajirin dan ath-Thulaqa` (orang-orang yang dimaafkan pada Fathul Mekkah).

Beliau memberikan beberapa pembesar suku Quraisy seratus onta. Mendapati kenyataan demikian orang-orang Ansharberkata, “Jika keadaan sangat genting kamilah yang dipanggil, namun tatkala pembagian harta rampasan orang lain yang diberi.”

Kemudian berseliweranlah isu “katanya” di antara mereka RA sehingga ada yang mengatakan, “Rasulullah ﷺ telah menjumpai kaumnya sendiri.” Yang lain mengatakan, “Semoga Allahmengampuni Rasulullah, ia memberi kaum Quraisy sedangkan kita ditinggalkannya, padahal pedang pedang kami yang berlumuran darah musuh!.”

Rasulullah ﷺ pun dikabari akan hal itu. Tersebutlah sahabat yang mulia Sa’ad bin Ubadah menghadap Rasulullah ﷺ seraya berkata, “Wahai Rasulullah! Sesungguhnya segolongan orang-orang Ansharmerasa tidak puas dengan kebijakan anda.”

Rasulullah ﷺ bertanya, “Dalam hal apa?” Sa’ad menjawab, “Dalam hal pembagian harta rampasan yang anda bagikan kepada kaum anda, dan semua orang arab dengan melupakan kaum Anshar.”

Rasulullah ﷺ pun bertanya, “Wahai Sa’ad! Engkau berada di pihak siapa?” Sa’ad menjawab, “Wahai Rasulullah! Aku ini hanyalah bagian dari kaumku.”

Kemudian Rasulullah ﷺ berkata, “Kalau begitu kumpulkan kaummu dihadapanku!” Sa’ad bin Ubadah pun mengumpulkan kaumnya di sebuah tenda sehingga tatkala tak seorang pun dari mereka yang ketinggalan, Sa’ad menghadap Rasulullah seraya berkata, “Wahai Rasulullah! Orang-orang Anshar telah berkumpul semua.”

Kemudian Rasulullah ﷺ keluar menemui mereka, dan berdiri seraya memuji dan memuja Allah, beliau berkata, “Wahai kaum Anshar! Telah sampai kepadaku ucapan miring kalian dan keberatan kalian terhadap diriku?” Kalangan yang mendalam ilmunya dari kaum Anshar berkata, “Wahai Rasulullah! Para pemuka kaum kami tidak mengatakan apa-apa. Adapun orang-orang yang yang masih muda dari kaum kamilah yang mengatakan, “Semoga Allahmengampuni Rasulullah, ia memberi kaum Quraisy sedangkan kita ditinggalkannya, padahal pedang-pedang kami berlumuran darah.”

Rasulullah ﷺ pun berkata, “Wahai kaum Anshar! Bukankah dahulu aku datang kepada kalian saat kalian dalam keadaan sesat, lalu Allah ﷻ   memberi kalian petunjuk? Kalian dalam keadaan miskin, lalu Allahmenjadikan kalian dalam keadaan berkecukupan? Kalian saling bermusuhan, lalu Allah menjadikan kalian bersaudara?”

Setiap kali Rasulullah ﷺ mengatakan sesuatu mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih bermurah hati!,” atau dalam suatu riwayat mereka berkata, “Nikmat dan pemberian hanya Allahdan Rasul-Nya.”

Rasulullah ﷺ berkata, “Wahai kaum Anshar tidak ada yang menghalangi kalian menjawab seruanku.” Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih bermurah hati!” atau dalam suatu riwayat mereka berkata, “Nikmat dan pemberian hanya Allahdan Rasul-Nya.”

Rasulullah ﷺ berkata, “Jika saja kalian mau, kalian boleh mengatakannya secara jujur dan kalian dibenarkan, katakan saja. ‘Engaku telah datang kepada kami sebagai orang yang terusir lalu kami menampungmu, sebagai seorang miskin lalu kami yang menanggung semua bebanmu, sebagai orang yang takut lalu kami melindungimu, sebagai seorang yang terhina lalu kami memuliakanmu,’.”

Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih bermurah hati!,” atau dalam suatu riwayat mereka berkata, “Nikmat dan pemberian hanya milik Allah dan Rasul-Nya.”

Rasulullah ﷺ melanjutkan, “Wahai kaum Anshar! Apakah kalian menginginkan di dalam diri kalian secuil dunia yang telah aku gunakan untuk melunakkan hati suatu kaum agar masuk Islam (secara sempurna)? Kemudian aku serahkan untuk kalian apa yang diberikan Allah ﷻ   berupa “Islam”?

Kalian adalah pohon sedangkan mereka adalah daunnya. Wahai kaum Anshar tidakkah kalian rela, orang-orang kembali dengan membawa domba domba dan onta onta, sedangkan kalian kembali dengan membawa Rasulullah ﷺ ke dalam kampung kalian.

Demi Allah! Apa yang kalian bawa pulang lebih baik dari yang mereka bawa pulang.”

Mereka menjawab:  “Benar wahai Rasulullah! Kami rela.”

Rasulullah ﷺ melanjutkan:  “Demi yang jiwaku berada di Tangan-Nya! andaikata orang-orang memilih jalan di antara celah celah bukit, lalu orang orang Anshar memilih jalan lain, niscaya aku akan menapaki jalan yang ditempuh orang-orang Anshar. Andai saja bukan karena hijrah niscaya aku sudah menjadi seorang Anshar. Ya Allahkasihanilah orang orang Ansharanak-anak dan cucu cucu mereka.”

Lalu mereka menangis sesenggukan hingga air mata membasahi jenggot- jenggot mereka seraya berkata, “Kami ridha dengan pembagian yang diberikan Rasulullah ﷺ.”

Lalu Rasulullah ﷺ berpaling dan kami pun berpencar.”

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Semua pengarang kitab sunan. Asal hadits ini terdapat dalam Shahihaini. Wallahu a’lam bil showab. [dutaislam.com/gg]

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB