Hukum Membaca Al Qur’an di HP Tanpa Wudhu
Cari Berita

Advertisement

Hukum Membaca Al Qur’an di HP Tanpa Wudhu

Duta Islam #03
Kamis, 19 Oktober 2017
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Foto: Istimewa
DutaIslam.Com- Era digital akibat dari perkembangan teknologi membawa banyak kemudahan bagi umat manusia. Jika orang terdahulu harus menempuh perjalanan panjang dan butuh waktu berhari-hari untuk mendapat informasi di satu daerah, kini cukup bermodal gajet perkara selesai. Dalam hitungan menit bahkan detik, informasi bisa diterima dengan mudah.

Era digital juga memudahkan umat Islam mengakses ilmu pengetahuan dan ajaran-ajaran Islam khususnya Al-Quran. Al-Quran yang semula terbatas pada edisi cetak oleh penertbit tertentu, kini sudah banyak ditransformasikan dalam bentuk digital. Baik berupa teks digital dalam bentuk apliskasi tertentu atau dalam bentuk suara sehingga memudahkan umat Islam untuk mendapatkannya dimanapun dan kapanpun

Al-Quran dalam bentuk digital juga memudahkan umat Islam dalam hal menyimpannya. Tak perlu tas khusus untuk Al-Quran. Karena Al Quran dalam bentuk digital bisa satu paket dengan HP. Kenyataan menunjukkan HP saat ini sudah menjadi kebutuhan primer. Sehingga akan terkesan kurang absah bahkan sesorang merasa khawatir jika bepergian tanpa membawa HP.

Di sinilah praktisnya. HP bisa digunakan untuk berkomunikasi jarak jauh sekaligus bisa digunakan menyimpan Al Quran digital. Kalau ingin membaca Al-Qur’an tinggal buka HP, Al-Quran sudah tersedia di sana. Umat Islam tinggal membacanya dimanapun dan kapanpun asal masih memegang HP.

Namun, di balik kemudahan tersebut timbul pertanyaan, bagaimana hukum membaca Al-Quran di HP tanpa wudhu?

Pertanyaan tersebut wajar dan mestinya memang harus dicari dasar hukumnya mengingat Al Quran merupakan kitab suci dari Allah yang tidak bisa disentuh sembarangan. Para ulama sudah bersepakat berdasarkan dalil-dalil nash, melarang menyetuh mushaf Al Quran kecuali dalam keadaan suci dari hadas kecil (wudhu). Terkait hukum membaca/ menyetuh Al Quran digital tentu saja hal ini masalah baru yang datang belakangan seiring adanya transformasi Al Quran dalam bentuk mushaf ke bentuk digital.

Dalam masalah ini, ada pendapat menyatakan, hukum menjaga mushaf dan syarat suci hanya ketika Al-Quran benar-benar berbentuk lembaran (mushaf). Sedangkan Al-Quran dalam bentuk aplikasi bukan termasuk mushaf karena hanya pantulan cahaya. Meskipun demikian, sekiranya hendak membaca Al Quran dianjurkan tetap dalam keadaan suci sebagai bentuk adab (menghormati) Al-Qur’an terutama ketika diniatkan untuk tadarus secara rutin.

Imam Ibnu Hajar Al Haitami dalam Tuhfah Almuhtaaj II/132 menjelaskan tentang mushaf, beliau berkata:

وَيُؤْخَذُ مِنْهُ أَنَّهُ لَوْ نَقَشَ الْقُرْآنَ عَلَى خَشَبَةٍ وَخَتَمَ بِهَا الْأَوْرَاقَ بِقَصْدِ الْقِرَاءَةِ وَصَارَ يَقْرَأُ يَحْرُمُ مَسُّهَا ، وَلَيْسَ مِنْ الْكِتَابَةِ مَا يُقَصُّ بِالْمِقَصِّ عَلَى صُورَةِ حُرُوفِ الْقُرْآنِ مِنْ وَرَقٍ أَوْ قُمَاشٍ فَلَا يَحْرُمُ مَسُّهُ ا هـ قَوْلُ الْمَتْنِ

Artinya: Termasuk bagian dari mushaf dari adalah andai diukir sebuah ayat al qur’an pada suatu papan kayu atau lempengan besi untuk tujuan qiraah maka haram hal tersebut disentuh. Akan tetapi bila suatu tulisan al Qur’an tersebut dibentuk dengan jalan menggunting sehingga terbentuk huruf-huruf menyerupai Al Qur’an, baik dari kertas atau qummas (jenis kain), maka tiada haram disentuh. (Tuhfah Almuhtaaj II, hal. 132).

Dengan demikian, pantulan cahaya hp yang membentuk tulisan menyerupai al-Qur'an dapat disamakan dengan مَا يُقَصُّ بِالْمِقَصِّ عَلَى صُورَةِ حُرُوفِ الْقُرْآنِ مِنْ وَرَقٍ أَوْ قُمَاشٍ sebagaimana di atas. Artinya menyentuhnya tanpa wudlu diperbolehkan.

Mengenai Al-Quran dalam bentuk suara, menurut Sayyid Almaliki sebenarnya penggunaan nada dering memakai ayat quran tidak diperkenankan karena bisa menimbulkan unsur Ihaanah (penghinaan) pada Al-quran, seperti bila yang memakai nada dering tersebut tidak tahu cara pemenggalan ayat yang benar saat mengangkat telp/menerima SMS, apalagi sampai berbunyi di tempat kotor seperti di toilet. (lihat kitab Al -Anwaar Al -Syuruuq fii Ahkaam as-Shunduq, hal. 31).

Semoga kita sebagai umat islam benar-benar bisa menjaga kesucian Al Quran. Tidak hanya secara lahiriyah tetapi juga secara batiniyah. Terlebih semoga kita menjadi orang yang benar-benar mengamalkan ajaran-ajaran Al Quran. Amin. [dutaislam.com/pin]

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB