Wahabi di Akhir Pilihannya
Cari Berita

Advertisement

Wahabi di Akhir Pilihannya

Minggu, 03 September 2017
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Foto: mozaik.inilah.com
Oleh Ma'ruf Khozin

DutaIslam.Com - Wahabi itu seolah telah melanglang buana mengikuti kajian Islam. Seolah yang paling sempurna adalah aliran yang ia sebut sendiri sebagai Wahabi. Seolah yang ia temukan di NU salah semua. Padahal andaikata ia pernah di pesantren dan mendalami ilmu di pondok, maka ia tidak akan menulis demikian. Karena ketidaktahuannya lah sehingga ia merasa cocok dengan Wahabi.

Pengakuannya adalah sebagai 'kita NU', namun rupanya dia tidak tahu banyak dalil sehingga masalah yang kecil saja tidak diketahui seperti Adzan Jumat 2x (padahal di Makkah dan Madinah yang menjadi pusatnya Wahabi juga Adzan Jumat 2x). Khatib pegang tombak, padahal Nabi juga melakukannya. Tapi tidak penting bagi saya mengeluarkan dalilnya, karena ditulisannya memang tidak memuat dalil, cuma tulisan panjang sekali. Dan rupanya ustadznya di Wahabi sengaja tidak memberitahukan hadisnya yang biasa diamalkan oleh warga NU.

Ziarah kubur li tabarruk dianggap meminta kepada wali. Disini dia yang ngaji kepada ustadz Wahabi tidak dijelaskan apa itu tabarruk, bahkan sudah diamalkan sejak masa ulama Salaf dalam kitab-kitab Sirah, Thabaqat dan Tarikh. Tapi lagi-lagi ustadznya di Wahabi menutupi hal ini supaya mereka makin yakin bahwa amalan Nahdliyin adalah Khurafat.

Melantunkan syair dianggap nyanyi-nyanyi. Ustadznya di Wahabi juga tidak mengajarkan bagaimana Nabi bersyair dan sering mendengar syair para Sahabatnya dalam riwayat Bukhari-Muslim. Saya pun tidak perlu nulis dalilnya, karena apapun dalil yang saya tulis tidak akan ia percaya.

Mencium tangan kiai. Saya tidak perlu pakai dalil untuk membantahnya. Sebab artis yang belum tentu saleh dan dicium oleh penggemarnya, bukan cuma tangannya, bahka sampai tangis-tangis, ternyata tidak disinggung oleh ustadznya dan hanya menjelekkan para kiai saja. Hadis tentang Sahabat bergegas menyalami Nabi tidak disinggung, bahkan Imam Ibnu Hajar menyampaikan banyak hadis dalam masalah ini. Tidak 1 pun disebut sama ustadznya. Apa seperti ini ajarah Salaf?

Saya tidak perlu menulis terlalu panjang, karena mereka pun hanya menyampaikan hadis yang mendukung kelompom mereka sendiri. [dutaislam.com/gg]

Ma'ruf Khozin, santri NU. Mataram NTB

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB