Sanad Itu Pedang Para Pencari Ilmu
Cari Berita

Advertisement

Sanad Itu Pedang Para Pencari Ilmu

Kamis, 31 Agustus 2017
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Foto: halaqoh.net 
DutaIslam.Com - Belakangan ini, orang belajar sudah banyak yang mengabaikan sanad (ketersambungan ilmu antara guru dan murid). Walhasil ilmu yang dihasilkan amburadul, karena apa yang diambil tidak bisa dipertanggung-jawabkan. Oleh sebab itu, di Pesantren, sanad memiliki posisi yang penting, sehingga masih dijaga hingga sekarang.

Sanad itu bagai pedang. Bagaimana orang berangkat perang tanpa membawa pedang? Dengan sanad, kita akan tahu siapa guru-guru kita. Guru adalah termasuk orang tua kita. Sangat buruk kalau kita tidak tahu siapa orang tua kita.

Orang Indonesia yang rajin mengumpulkan sanad keilmuan ada dua, yaitu Syekh Mahfudz at-Turmusi dan Syekh Yasin al-Fadani. sanad ilmu yang ada di Indonesia banyak sekali yang bersumber dari beliau-beliau ini. Sebelumnya, para ulama di Indonesia sangat susah mencari sanad ilmu. Ada yang rela pergi jauh, sampai ke tanah Arab untuk memperolehnya.

Yang diwariskan Nabi kepada kita bukanlah harta, tapi ilmu. Siapa yang mencari ilmu, mendapat ilmu, maka ia mendapatkan sesuatu yang berharga nilainya. Ilmu adalah warisan tidak ternilai yang diberikan oleh Rasulullah saw. Kenapa? Karena dengan ilmu, umat Islam akan terhindar dari fitnah-fitnah kebodohan. Kalau orang itu bodoh, akan banyak salahnya.

Dengan ilmu, para santri harus siap hijrah. Hijrah paling mudah adalah hijrah ke rumah mertua. Nggeh? Orang-orang sukses kebanyakan adalah mereka yang berani hijrah. Pindah ke tempat lain. Banyak pondok pesantren yang penerusnya adalah menantu-menantu. Lirboyo sendiri yang meneruskan perjuangan KH. Abdul Karim adalah menantu-menantunya [KH. Marzuqi Dahlan dan KH. Mahrus Aly].

[Di tempat hijrah nanti] Kalau ada hajat, perbanyaklah baca fatihah. Kalau punya hajat, punya anak nggak nurut, agar kerasan dan tidak kapok mondok, bacakan surat al-fatihah.

Teruslah belajar. Pilihan santri itu cuma dua, kalau tidak belajar ya mengajar. Harus betah untuk terus dalam keadaan-keadaan itu. Inilah maksud dari nggak kapok mondok. Di manapun berada, ilmu, belajar dan mengajar yang harus dinomorsatukan. Mondok itu jalur ke surga. Jangan disudahi. Mondok itu cobaannya macam-macam. Salah satunya istri. Anak bisa tidak mondok gara-gara si ibu tidak rela. Makanya,

“فعليكم بذات الدين”

Wajib bagi kalian untuk mencari istri yang faham agama.

Kerja silahkan, tapi jangan sampai mengganggu aktivitas mengajar kalian. Mengajar jangan sampai disudahi hanya gara-gara harta. Tapi ingat, jangan sampai ilmu dikomersialkan.

*Sanad adalah ketersambungan ilmu antara guru dan murid. Dalam kajian pesantren, sanad sangat penting artinya. Sanad menunjukkan hubungan berantai antara guru (kiai) dan murid (santri). Dengan sanad, ilmu yang didapat sangat bisa dipertanggungjawabkan. Karena, terutama dalam tradisi pesantren, ilmu yang diperoleh santri adalah ilmu yang diperoleh dari gurunya, dari gurunya gurunya, dari mushannif (pengarang kitab), hingga sampai kepada Rasulullah saw. [dutaislam.com/gg]

Disampaikan KH. Abdulloh Kafabihi Mahrus dalam ijazahan siswa kelas III Aliyah Madrasah Hidayatul Mubtadi-ien tahun pelajaran 2016-2017 M.

Source: lirboyo.net

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB