DutaIslam.Com - Pada suatu hari almarhum Habib Mukhsin datang sowan kepada almarhum Al Alim Al Allamah Al Arifbillah KH Muhammad Hasan bin Syamsudin bin Qoyiduddin (Kiai Sepuh Hasan Genggong).
Saat itu keduanya sedang asyik berada di ruang tamu. Namun tiba-tiba datanglah seorang laki-laki berpakaian hitam-hitam.
Begitu dia datang, laki-laki itu memberi uang kepada Habib Mukhsin sebanyak tujuh ringgit uang Belanda. Setelah uang itu diterima oleh Habib Mukhsin, disodaqahkan kembali kepada pemberi tadi. Dan oleh orang itu diterimanya pula, seraya mengucapkan terima kasih lalu pergi.
Setelah laki-laki itu pergi, terlontarlah pertanyaan dari Habib Mukhsin kepada almarhum: "Siapakah tamu itu kiai?" Kiai Hasan tidak menjawab.
"Kiai, tamu itu siapa?" tanya Habib Mukhsin lagi. Dan Kiai Hasan masih bungkam tidak menjawab.
"Kiai siapa gerangan tamu tadi itu?" Habib Mukhsin kembali mendesak dengan pertanyaan serupa.
Setelah sampai tiga kali Habib Mukhsin bertanya, barulah almarhum menjawab dengan tenang tapi
pasti:
”Itulah Nabiyullah Hidzir”
Mendapat jawaban begitu, Habib Mukhsin lalu mengakui almarhum dengan katkdziman.
Semasa Habib Mukhsin masih hidup, kisah di atas sering diceritakan kepada masyarakat ramai, baik
keluarga habib sendiri maupun kepada tamu-tamu yang sowan kepada Habib Mukhsin. Akhirnya, jadilah cerita itu masyhur dan terkenal. Walahu a'lam. [dutaislam.com/ab]
Keterangan:
Kisah ini dari Al Alim Al Allamah Al Habib Mukhsin Bin Ali As-Segaf (almarhum) Pasuruan.
Diceritakan kembali oleh cucunya Al Habib Muhammad Pasuruan.
