Mengingat Kemerdekaan: Mengingat Jasa Pahlawan
Cari Berita

Advertisement

Mengingat Kemerdekaan: Mengingat Jasa Pahlawan

Duta Islam #02
Sabtu, 05 Agustus 2017
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Foto: lipunan6.com 
Oleh Vinanda Febriani

DutaIslam.Com - Sepanjang perjalanan hendak menuju sekolahku, ada beberapa desa yang mengibarkan bendera merah-putih di pinggir-pinggir jalan. Sungguh menakjubkan sekali pemandangan ini. Mereka berlomba-lomba memasang atribut kemerdekaan untuk ikut serta merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-72 besok pada tanggal 17 Agustus.

Pada moment ini, aku jadi teringat akan kejadian dahulu kala. Ketika para pahlawan berjuang mati-matian mengorbankan darah, harta, tahta, keluarga bahkan nyawa hanya demi mengibarkan bendera Merah Putih dan merebut kemerdekaan Indonesia. Tak hanya Negara Indonesia saja yang diperjuangkan oleh para pahlawan Indonesia pada waktu itu, namun juga hak-hak kemanusiaan. Ingatkah pada waktu penjajahan, rakyat indonesia dipekerjakan secara paksa (kerja rodi) untuk kolonial Belanda? Ingatkah rakyat Indonesia pada saat penjajahan bekerja tanpa bayaran untuk kolonial Belanda. Ingatkah saat itu? Bagaimana jika seandainya tidak ada jiwa-jiwa yang pemberani seperti pahlawan kita ini, mungkinkah Indonesia dapat semerdeka ini? Mungkinkah rakyat indonesia terbebas dari kerja paksa (kerja rodi)?

Namun, kenapa saat ini aku masih saja melihat orang-orang yang menurutku "aneh". Bagaimana tidak? mereka seakan menyalahkan para pendiri Bangsa ini dengan perkataan-perkataan yang membuatku selalu ingin menanyakan "Dimanakah letak jiwa Humanisme, Patriotisme dan Nasionalisme mereka?" Aku pernah mengalami sakit hati yang mendalam karena ku lihat ada seseorang yang dengan teganya menginjak-injak bendera Merah Putih. Itu sungguh menyakitkan bagiku, dan tentunya jika para pahlawan Bangsa Indonesia ini masih ada, mereka tentu akan marah dan murka kepada orang yang tidak menghargai dan bahkan menginjak-injak pengorbanannya selama ini.

Bahkan aku akan lebih sakit hati lagi, jika ada suatu oknum yang lantang berteriak NKRI adalah Negara yang Kafir, tidak sesuai syari’at Islam, Thogut dan lain sebagainya. Padahal, dahulu tokoh-tokoh pendiri NKRI ada juga para Santri, Ulama besar, yang tentunya juga mereka sangat faham Agama Islam. Ada juga pahlawan-pahlawan non Islam yang sama-sama berjuang merebut kemerdekaan Indonesia tanpa membeda-bedakan suatu ras, budaya, bahasa, etnis dan Agama.

Bagaimana aku tidak akan sakit hati, kurasa para pahlawan pendiri Bangsa ini juga akan merasakan hal yang sama ketika mendengar dan melihat betapa banyak yang masih tidak mau bersyukur karena Indonesai ini sudah merdeka dari jajahan para kolonial. Memang benar kata Soekarno, presiden pertama, pahlawan sekaligus bapak Proklamator NKRI "Perjuanganku akan lebih mudah karena mengusir penjajah, perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan negaramu sendiri". Benar sekali, saat ini banyak oknum-oknum yang melawan negaranya sendiri. Bahkan ingin mengganti bentuk dan pilar-pilar NKRI yang sudah sejak lama diperjuangkan oleh para pendiri Bangsa ini.

Ada juga oknum yang masih saja sibuk mencari-cari kesalahan pemerintahan Negara Indonesia dengan menghalalkan berbagai macam cara. Namun tidak pernah berhasil, sebab Indonesia bukanlah Negara yang bisa dipermainkan begitu saja. Indonesia ini memiliki do’a-do’a mabrur dari para Kiai, Ulama dan tokoh-tokoh pemuka Agama lain yang sama-sama mencintai Indonesia. Jadi saat ini, Indonesia tidak mudah dipermainkan. Apalagi jika kau lihat di Istana kepresidenan sudah terbentuk majelis dzikir Hubbul Wathon yang dibentuk secara langsung oleh Presiden kita saat ini, yakni Bapak Joko Widodo. Masihkah mereka berteriak bahwasanya pemerintahan saat ini "anti Islam?".

Indonesia adalah Negara yang istimewa menurut pandanganku. Hanya di Negara ini kita temukan berbagai macam corak perbedaan ras, suku, jenis kulit, budaya, bahasa dan bahkan Agama. Dan disini pula kita bisa saling berbaur satu sama lain, menjalin hubungan silaturahmi antar anak Bangsa secara nyaman, aman, damai dengan didasari pedoman "Bhinneka Tunggal Ika, Berbeda-beda tetapi tetap satu".

Aku jadi teringat akan sebuah lagu masa kecilku "Orang bilang tanah kita tanah surga". Begitulah gambaran untuk Negara Indonesia. Berbagai macam tumbuhan segar hidup di tanah Indonesia, begitu pula pegunungan, bukit yang tinggi menjulang, Alam yang hijau menyejukkan mata, udara yang sejuk menenteramkan jiwa, juga dengan segala keindahan yang ada di Indonesia.

Kau tau, mengapa dulu banyak sekali yang ingin menguasai Bangsa Indonesia? Ya, karena Indonesia merupakan negara penghasil rempah-rempah terbesar di Asia Tenggara. Sehingga banyak negara yang saling berebut untuk dapat menguasai Bangsa Indonesia. Juga karena budaya bangsa Indonesia yang sangat indah dan menakjubkan, sehingga membuat negara-negara lain terpaku dan terpesona akan keindahannya.

Kita lihat saja saat ini, banyak terdapat wisatawan asing yang berkeliling Indonesia menikmati kesejukan dan keindahan alamnya yang begitu eksotis. Seharusnya kita bersyukur, bangsa lain saja sangat enjoy berada di Indonesia, lalu mengapa kita sebaai rakyat indonesia malah "gengsi" menempat di Negara Indonesia ini sendiri?.

Huh, minggu-minggu ini aku sangat menikmati perjalananku ketika hendak berangkat dan pulang dari sekolah. Banyak bendera-bendera merah putih yang terpampang berkibar di jalanan dengan indahnya. Sungguh aku membayangkan, bagaimana jika seandainya bendera ini selalu dipasang tidak hanya pada bulan-bulan tertentu saja. Pasti sangat indah dipandang mata.

Kawan jika kau ingin menikmati karunia Tuhan yang nyata, maka bersyukurlah karena aku, dan kau hidup di bumi Indonesia. Jangan main-main dengan Indonesia atau kau akan kualat dengan sendirinya. Ingatlah bangsa ini tidak akan mungkin ada dan merdeka tanpa kuasa Tuhan, tanpa perjuangan para pahlawan juga tanpa do’a para pendiri bangsa ini, para Auliya, para Ulama besar, Pemuka Agama dan tokoh-tokoh lain yang ikut andil merebut kemerdekaan NKRI.

Selamat bulan kebahagiaan Negeriku, selamat Hari Lahir Gus Dur, sang Guru Bangsa NKRI yang telah menyebarkan benih-benih kemanusiaan dan juga Toleransi. Selamat bulan kebahagiaan bagi engkau, para pejuang tanah air, para pegiat Hubbul Wathon (Cinta Tanah Air).

Dirgahayu Negeriku Indonesia, semoga semakin bertambah umurmu, semakin bertambah pula kekuatanmu, persatuan dan kesatuanmu demi mewujudkan cita-cita bangsa yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 Alenia-4. Dirgahayu Indonesia, negeri tercintaku. [dutaislam.com/gg].

Vinanda Febriani, Kader IPPNU Magelang

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB