![]() |
KH. Dimyati Ro'is Kaliwungu, Kendal, saat tausiyah setelah Istighosah di Bugel, Jepara (15/07/2017). |
Mbah Dim mengatakan, RA Kartini pernah meminta kepada Kiai Sholeh Darat, supaya Kiai Sholeh Darat menerjemahkan al-Qur'an pakai bahasa Indonesia, tapi Kiai Sholeh Darat tidak mau. "Sebab orang Belanda tahu bahasa Indonesia. Maka dari itu, Kiai Sholeh Darat mau menerjemahkan al-Qur'an pakai bahasa Jawa Pegon," terang Mbah Dim.
Ia menjelaskan, orang Indonesia yang pertama kali menerjemah al-Qur'an pakai bahasa Jawa Pegon adalah Kiai Sholeh Darat. "Bahkan Kiai Sholeh Darat pernah menerjemah kitab Fathul Wahab sampai 29 jilid. Itu Kiai Sholeh Darat," jelasnya seusai memimpin Istighosah di Desa Bugel, Kedung, Jepara (15/07/2017).
Mbah Dim melanjutkan, ketika Kiai Sholeh Darat mondok di Makkah, itu bersama dengan Kiai Kholil Bangkalan, Kiai Abdul Karim Kaliwungu, Kiai Anwar Batang, dan Kiai Nawawi Banten.
"Semuanya kembali ke Indonesia. Kiai Kholil Bangkalan pulang ke Bangkalan, Kiai Sholeh Darat pulang ke Semarang, aslinya Mayong, Kiai Abdul Karim Kaliwungu pulang ke Kaliwungu, Kiai Anwar Batang pulang ke Batang, yang tidak pulang Kiai Nawawi Banten," tambahnya.
"Itu pak.. kelima orang itu min ahlil karomah wal ma'unah. Maka dari itu saya ceritakan kepada anda sekalian, supaya anda dan kita semua mendapat berkahnya orang lima itu," kata Mbah Dim, seraya para jama'ah mengucapkan "Amin". [dutaislam.com/gg]
