[Brutalnya HTI] Marangsek ke Desa, Ambil Foto, Lalu Klaim Kader NU Sebagai Pengikutnya
Cari Berita

Advertisement

[Brutalnya HTI] Marangsek ke Desa, Ambil Foto, Lalu Klaim Kader NU Sebagai Pengikutnya

Selasa, 30 Mei 2017
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Foto editan klaim HTI sebagai masifnya sosialisasi Panji Rasulullah (1)
DutaIslam.Com - Berawal dari sebuah page Hizbut Tahrir Jombang bernama "Muslimah Jombang Bersyariah" yang menulis status berjudul Masifnya Sosialisasi Panji Rasulullah yang diposting pada 21 April 2017, dengan latar belakang para ibu-ibu desa yang berfoto sambil memegang bendera HTI, warga Mojowarno, Jombang, Jatim, Sumarni, akhirnya kena klaim sebagai kader HTI. 

Itu terjadi karena foto Sumarni disebar oleh pihak-pihak pendukung khilafah tersebut secara masif di jariangan media sosial, terutama WhatsApp. Foto itu, antara lain adalah berikut ini: 

Foto editan klaim HTI sebagai masifnya sosialisasi Panji Rasulullah (2)
Foto di atas diambil redaksi Dutaislam.com dari page HTI Jombang dengan tulisan catatan di bawahnya, seperti ini: 

Sosialisasi liwa raayah sebagai panji rasulullah terus dilakukan baik ke tokoh masyarakat maupun masyarakat luas. Inilah yang dilakukan oleh Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia daerah Jombang ke tokoh masyarakat di ds. Kembangsore Mojowarno. Beliau mengatakan pernah melihat panji rasulullah ini dan setelah mendapatkan sosialisasi menyampaikan bahwa kita ber i'tiba' pada Rasul, dan insya Alloh akan mensosialisasikan ke jamaahnya.

Sosialisasi juga dilakukan di sekitar pasar pon dan perumahan Plandi. Respon masyarakat antusias atas penjelasan yang diberikan. Selain itu, sosialisasi juga dilakukan di YPP Addurunnafis Jombang. Antusiasme nampak dari aktifnya bertanya tentang panji rasulullah ini.

#IndonesiaMoveUp 
#IslamRahmatanLilAlamin 
#PanjiRasulJombang 
#PanjiRasulullah

Sumber link, silakan langsung ke lokasi: https://www.facebook.com/mhtijombang/posts/1920025498282223 (link sudah dihapus). 

Merasa dirugikan oleh ulah muslimah (mulim lemah, red) yang katanya akan bersyariah (cocotnya doank), Sumarni melakukan klarifikasi meski sebelumnya sudah melakukan klarifikasi kepada publik. Pada Jumat, 26 Mei 2017, didampingi pengurus Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Kecamatan Mojowarno, Jombang, Jatim, Sumarni membeberkan bahwa dirinya bukan kader HTI. Dia hanyalah korban propaganda murahan kader muslim lemah.  

"Saya ingin sampaikan sekali lagi, bahwa saya bukan pengikut HTI. Sejak kecil saya dididik dan diasuh dalam keluarga NU, dan selalu aktif dalam kegiatan-kegiatan NU terutama di Muslimat Nahdlatul Ulama," demikian klarifikaksi Sumarni, sebagaiman dikutip Dutaislam.com (Selasa, 30/05/2017) dari rilis yang ditulis Ustadz Usman Hasan, Ketua Tanfidziyah MWC NU Mojowarno.  

Munculnya foto yang beredar luas di media sosial itu, terang Kiai Usman, bermula dari kedatangan dua orang perempuan yang tidak dikenal di rumahnya. "Sebagai tuan rumah, Sumarni tentu tidak segan mempersilahkan keduanya masuk," terangnya. 

Setelah dialog singkat seputar kegiatan sehari-hari Sumarni, tutur Kiai Usman, salah satu di antara mereka mengambil gambar Sumarni yang berdampingan dengan aktivis Muslimat dari Kembangsore sedang memegang bendera HTI. Hasil foto tersebut itulah yang kemudian diupload ke media sosial dan diklaim oleh kedua perempuan tersebut bahwa Ibu asli Mojoduwur ini adalah pengikut HTI. (Sumber rilis, silakan Klik SINI)

"Saya mohon kepada bapak Ketua MWCNU Mojowarno dan Ibu Ketua Muslimat NU Mojowarrno, agar nama saya direhabilitasi. Saya bukanlah pengikut HTI dan sampai mati saya akan tetap berkiprah dan berjuang di Nahdlatul Ulama di bawah panji Muslimat Nahdlatul Ulama," ujar Sumarni atas brutalnya kelakukan mbok-mbok HTI itu. 

KLARIFIKASI: Sumarni (dua dari kiri) saat bersama pengurus MWC NU Mojowarno Jombang di rumahnya
Kelakukan tidak terpuji kader-kader Hizbut Tahrir yang begini, tidak hanya sekali terjadi. Dutaislam.com berkali-kali mendokumentasikan perilaku kurangjar dan tidak sopan senada dari para pendamba khilafah tapi banyak khilaf itu. (Silakan cek SINI jika ingin baca-baca). 

Yang masif bukan sosialisasi, tapi propagandanya, fitnahnya dan main klaimnya. Naudzubillah. Apakah itu bagian dari tahapan mendirikan negara Islam? Kalau iya, cara menegakkan kejujurannya dimana jika di tahap "tandhim jihad" nya saja menggunakan cara-cara kurangajar? [dutaislam.com/ab]

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB