Kiai Said Aqil Siraj saat ceramah di alun-alun 2 Jepara, Harlah NU 94 (Foto: dutaislam.com) |
Kalau budaya kita serang, agamanya dijadikan infrastruktur, budayanya di atas, "ngko bakale nganggo gamis (nanti pakianya gamis), budayane wong Arab. Kalau kita tidak. Nganggone batik, sarung, kanggo shalat. Budaya (harusnya) untuk agama, karena sarung adalah budaya," kata kiai Said di alun-alun 2 Jepara kepada puluhan ribu nahdliyyin yang hadir, Ahad (16/04/2017) siang.
"Sekarang agama jadi budaya, nganggo gamis kayak Kanjeng Nabi tapi demonstrasi, bener mboten," tanya kiai Said disambut dengan balasan "mboteeen" oleh hadirin. "Nek cungure (kalau hidungnya) mbangir (mancung) iseh mending, lha cungure pesek nganggo gamis, ngono demo, tapi alhamdulillah sih karo (sambil) jalan-jalan Jakarta," imbuhnya.
Kiai Said menyatakan, para gamisers yang demo ke Jakarta itu niatnya bukan bela Islam, tapi jalan-jalan, "mumpung ana sing ngongkosi, lumayan buat beli sarapan, karo mlaku-mlaku ndelok (lihat) Monas, ndelok Taman Mini," ujarnya sambil menyebut kalau ia tahu siapa yang menggerakkan massa buih itu ke Jakarta serta siapa saja yang mengongkosi.
"Inilah yang saya maksudkan dengan Islam Nusantara, Islam yang menghormati budaya. Bukan saja menghormati, bahkan melestarikan budaya," katanya, "jika budaya kita kuat, kita bangun agama (jadi lebih kuat)," lanjutnya.
Kiai Said ceramah di tengah puluhan ribu peserta sepeda santai yang diselenggarakan oleh PCNU Jepara. Hadir dalam kesempatan itu, Ketua PCNU Jepara, KH Hayatun Nufus, Syuriah PCNU Jepara, KH Ubaidillah Umar, Bupati Jepara (terpilih) Ahmad Marzuqi dan tokoh-tokoh Jepara lainnya. [dutaislam.com/ab]
