Oleh Muhibbin Zuhri
DutaIslam.Com - Pak Hasyim, demikian kami, anak-anak Ansor kader beliau memanggilnya, adalah sosok yang sederhana, egaliter, pengayom dan sangat cerdas.
Kesederhanyaannya sangat tampak. Beliau sangat bersahaja dalam penampilan dan gaya hidup. tidak sok menggambarkan kebesaran beliau sebagai tokoh kaliber nasional atau bahkan internasional. Coba aja lihat, meski berada di puncak kariernya sebagai ketua umum PBNU, sepatunya tetap BATA.
Beliau sangat dekat dan peduli terhadap kader-kadernya. Sangat egaliter, tidak menciptakan jarak antara senior dan yunior. Beliau care terhadap kadernya, bahkan dalam soal pribadi sekalipun, beliau tak jarang membantu menyelesaikannya. Menjadi ispirasi sebagai sosok bapak sekaligus sahabat yang baik. The great leader, inspiring.
Beliau orator ulung. Pidato-pidatonya sangat bermutu, tetapi disampaikan dalam bahasa yang dapat diterima semua kalangan. Joke-jokenya sangat segar, tapi bermakna. Beliau menyampaikan kritik keras dengan cara yang soft, tidak menyakitkan, malah membuat yang dikritik bisa tersenyum. Sebuah cermin kecerdasan dan wisdom yang menyatu dalam pribadi beliau sebagai pemimpin.
Beliau adalah sosok ulama NU yang dapat diterima oleh semua kelompok, bahkan yang berbeda-beda orientasi ideologinya: dari kanan sampai kiri, kalangan elit sampai grass-root, akademisi, politisi, birokrat, pengusaha dan profesional. Beliau melakukan moderasi dengan caranya yang unik dan gaya yang khas. Beliau adalah contoh pemimpin yang moderat, tapi teguh pada prinsip dan perjuangan ideologi NU.
Selamat jalan pak Hasyim. Semoga Allah swt. Memberikan tempat yang mulia di sisiNya. [dutaislam.com/ab]
