![]() |
Banser Marwoto, Tulungagung, Jawa Timur |
Soal pekerjaan tidak usah ditanya lagi, ia bukan PNS, bukan pula tuan tanah. Ia hanya petugas panggilan yang sekarang juga siap membantu para tetangga terkait urusan kelistrikan.
Dulu ia ahli memotong pohon, mulai dari pohon waru, randu hingga pohon kelapa, biasa ia selesaikan sendiri.
Kini fisiknya sudah tak seperti dulu lagi pasca jatuh tiga kali dari pohon yang ia tebang. Namun soal semangatnya untuk Banser, saya sarankan untuk tidak bertanya ke dia. Kang marwoto bilang bahwa entah kenapa energinya selalu ada ketika pimpinan memanggil.
Banser sudah jadi bagian hidupnya. Dia tidak perlu banyak teori untuk rela jadi Banser. Ia hanya yakin bahwa dengan Banser, ia telah beramal dan mampu menjaga keluarganya.
Ia menjaga lingkunganya dan siap sedia membantu mereka. Meski seragamnya sudah lusuh, dengan bangga ia bercerita bahwa seragam itu ia dapatkan saat tahun-tahun krisis di mana Gus Dur dimasalahkan di Jakarta.
Dan sampai sekarang, seragam masih saja ia pakai serta tidak mau saya ganti dengan seragam yang lebih baru. Ia akan bersama seragam lusuhnya itu hingga ia tidak ada lagi.
Kang Marwoto, sampean kudu paham bahwa sampean tidak sendiri. Terimakasih ya kang! [dutaislam.com/ ab]
Yuzki Maksum, Ketua PAC GP Ansor Ngantru Tulungagung
