Air Mata Buaya Wahabi yang Selalu Manja Ingin Dimengerti Aswaja, Tapi Tetap Jadi Juru Fitnah
Cari Berita

Advertisement

Air Mata Buaya Wahabi yang Selalu Manja Ingin Dimengerti Aswaja, Tapi Tetap Jadi Juru Fitnah

Rabu, 08 Maret 2017
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami

DutaIslam.Com - Semoga kita mampu melawan lupa akan sejarah mereka menghina dzkirulloh biljam'iy dengan sebutan nyanyi-nyanyian dan lainnya dan menghina Rasululloh tatkala kita sematkan padanya lafadz Sayyidina dan lainnya.

Saat kajian tiga ulama NU yang diselenggarakan di Masjid BPN Lippo Cikarang disabotase oleh wahabi, ada yang sampai melarikan diri dengan meloncati tembok pagar karena hampir dianiaya.
Berkali kali aliran listrik dan sound system dipadamkan.

Sayangnya, saat kejadian tersebut saya tidak dekat dengan lokasi karena berbeda kota dan saya sedang di luar kota lainnya. Andai saya ada di lokasi, pantang mundur bagi saya menghadapi radikalisme wahabi.

Saat wahabi di komplek kami berani memalsukan blangko dan tanda tangan RT, serta memalsukan data dengan cara mengumpulkan tanda tangan yang ternyata bukan warga RW kami, dan saat berhasil kami bongkar pemalsuan tersebut, mereka malah melontarkan fitnah kepada kami diluaran dengan istilah "provokator".

Ketika beberapa jama'ah aktif masjid Baiturrahman diancam dengan ancaman pembunuhan oleh aktifis wahabi, ketika imam masjid dibentak-bentak saat dzikir berjama'ah, saat jama'ah dimarahi saat pengajian yasinan, apakah ada yang masih mau membenarkan dan berupaya membangun opini pengibaan? Lantas pada kemana kalian dengan kasus seperti ini? Saat wahabi membawa golok membubarkan acara maulidan di Yogyakarta, mengapa kalian diam?

Kalian bangga mengatasnamakan membela sunnah saat berani membentak tiga murid kami dihardik, disuruh berhenti saat pembacaan ratib di musholla Al-Furqon Perumnas. Untung jama'ah kami tidak terpancing emosi, mereka tetap melanjutkan dzikirannya.

Saat saya ajak dialog ilmiah semua wahabi di komplek, dimediasi pengurus lingkungan, ternyata hanya pura pura minta maaf.

Selang beberapa bulan, wahabi mendatangi rumah salah seorang jama'ah musholla (aktifis) perihal pembacaan dzikiran berjama'ah, kembali saya kumpulkan warga dari wahabi dan non wahabi, saya ajak dialog ilmiah. Kitab-kitab hadits telah disiapkan di musholla, kembali mereka hanya berpura pura meminta maaf.

Saat mereka mencatut nama Imam An-Nawawi untuk mengelabui umat ahlussunnah waljama'ah Syafi'iyyah agar dibelokkan pemahamannya berubah menjadi membenci ajaran Imam An Nawawi yang sebenarnya.

Lantas saya buka kajian kitab Al Adzkar, Riyadlus Sholihin dan Al Majmu, mereka tetap tidak mau sadar dan tidak merasa malu telah terbongkar kedok misionarismenya. Secara underground melalui medsos dan lingkup obrolan di masyarakat, tetap saja mereka menebarkan fitnah.

Mengapa baru saat ini kalian meminta dimengerti? Sedangkan kalian telah sekian lama dan masih memiliki strategi untuk membangun opini publik seperti pengemis jempol dan air mata artis (kepura-puraan).

Ingin adil? Ingin dipahami? Mengapa kalian hanya menginginkannya tanpa mampu memberikannya? Kami akan terus melawan lupa atas luka-luka yang kalian buat! [dutaislam.com/ ab]

Habib Alwi Ba-Alawy, 
Pimpinan Majelis Ahbaburrosul Indonesia

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB