Ada yang Berlaga Jadi Tuhan Memvonis Munafiq Orang Mukmin, Padahal Nabi Tidak Tidak Begitu
Cari Berita

Advertisement

Ada yang Berlaga Jadi Tuhan Memvonis Munafiq Orang Mukmin, Padahal Nabi Tidak Tidak Begitu

Kamis, 09 Maret 2017
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami

Oleh Habib Ahmad bin Novel bin Salim bin Jindan

DutaIslam.Com - Huzaifah ibnul Yaman tidak mensholatkan orang yang munafiq, kenapa? Karena beliau adalah satu-satunya orang yang diberikan pengetahuan oleh Nabi tentang individu orang-orang munafiq kala itu. Selain beliau, sekalipun itu sayyidina Umar, tidak mengetahui sesiapa saja individu munafiq.

Karena itulah semua sahabat mensholatkan setiap orang muslim yang meninggal tanpa mencari tahu apakah dia munafiq atau bukan. Ranah tersebut bukan ranah mereka. Nabi mennyatakan bahwa urusan zhahir lah yang menjadi patokan. Sedakan batin dan hati, itu adalah urusan Allah. Nabi menegaskan hal itu.

Adapun tentang pendukung calon gubernur non muslim, apakah dia munafiq? Kelihatannya di sini ada yang ingin berlaga menjadi Tuhan untuk menvonis orang lain atas dasar isi hati yang terpendam di dalamnya.

Ada satu kisah dalam Shohih al Bukhari tentang seorang sahabat bernama Haatib bin Abi Al Balt'ah. Ceritanya dimulai ketika Nabi ingin mengepung kota makkah secara tiba-tiba dengan 10.000 pasukannya, Haatib bin Abi Balta'ah mengirim surat kepada orang-orang kafir Quraisy di Makkah yang isinya membocorkan rencana Nabi dan pasukan tersebut.

Hal itu diketahui Nabi melalui wahyu. Maka Nabi langsung memerintahkan beberapa sahabat untuk mengejar seorang wanita yang membawa surat Haatib tersebut, sehingga apa yang hendak dilakukan oleh Haatib dapat digagalkan.

Nabi memanggil Haatib dan Haatib mengakui bahwa dia berbuat hal itu. Mendengar hal itu, Sayyidina Umar marah dan mengatakan, "izinkan aku menebaskan pedangku di leher si munafiq ini ya Rasulullah!"

Namun, Nabi langsung melarang Umar secara tegas, "jangan wahai Umar, tidakah engkau sadar bahwa Haatib telah ikut serta hadir bersama kita dalam perang Badar? Dan Allah telah menyatakan kepada setiap yang hadir perang Badar, lakukan apa yang kalian sukai, karena sesungguhnya aku telah mengampuni dosa-dosa kalian," Sayyiduna Umar menangis.

Haatib juga menjelaskan kepada Nabi tentang alasan pengkhianatan tersebut dan nabi memaafkan Haatib bin Abi Balta'ah. Inilah perlakuan Nabi kepada pengkhianat. Bahkan nabi pun tidak rela kepada Umar ketika ia menvonis Haatib sebagai seorang munafiq.

Beda jauh ya antara orang kite yang teriak bela agama, beda sangat dengan ajaran Nabi siapa dan apa yang mereka bela? Ajaran nabi diselewengkan, lantas ajaran siapa yang di pakai dan dibela?

Syeikh Muhammad Said Ramadhan al Buthi berkata: saya tidak tahu, Islam yang kita bela saat ini, apakah islam yang sama dengan yang dahulu dibela oleh para sahabat? [dutaislam.com/ ab]

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB