Mau Bela Ulama? Ini Arti Ulama Sejati Menurut Al-Qur'an
Cari Berita

Advertisement

Mau Bela Ulama? Ini Arti Ulama Sejati Menurut Al-Qur'an

Senin, 06 Februari 2017
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami

Oleh Subakir

DutaIslam.Com - Apa yang ada di benak anda ketika mendengar kata ulama? Sebagian besar dari kita akan berkata bahwa ulama adalah orang yang memiliki wawasan dalam ilmu agama, yaitu orang yang mengerti dan hafal Al-Quran, Hadits, ilmu Fikih, hafal berbagai macam doa, dan juga bisa jadi adalah orang yang pintar berceramah.

Malahan ada yang melihat sosok seorang ulama dari penampilan fisiknya. Yaitu seorang pria tua, berjenggot lebat, berbaju gamis dan sorban, serta kemana-mana selalu dicium tangannya oleh para santrinya. Ini yang ulama versi aswaja, yang versi wahabi haram dicium tangan.

Dalam sudut pandang tertentu, bisa jadi itu benar. Tapi bisa jadi kita sedang mengkerdilkan esensi dari kata “ulama” itu sendiri. Jika kita merujuk kepada Al Quran, maka kita akan menemui bahwa kata ulama sesungguhnya memiliki makna yang jauh lebih luas dan mendalam.

Kata ulama dalam bahasa Arab berasal dari bentuk tunggal “alim” yang berarti: ”Orang yang berilmu”. Pertanyaannya, ilmu apakah yang dimaksud? Segala ilmu yang memuat rahasia alam semesta, atau hanya terbatas dalam ilmu agama? Mari kita merujuk kepada ayat-ayat Al Quran!

"Tidakkah kamu memperhatikan bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat. Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha perkasa lagi Maha Pengampun." (QS Al Fathir [35] : 27-28)

Ada dua poin dalam ayat ini yang perlu digarisbawahi, 1) Ayat yang berbicara tentang ulama ini ternyata didahului dengan perintah Allah untuk memperhatikan berbagai fenomena alam semesta. 2) Penegasan bahwa hanya para ulama yang takut kepada Allah.

Poin pertama menunjukkan kepada kita bahwa ada keterkaitan yang erat antara memahami berbagai ilmu pengetahuan alam dengan sebutan ulama itu sendiri. Poin kedua mengundang pertanyaan bagi kita, benarkah hanya seorang ulama yang takut kepada Allah?

Bukankah kita bisa mendapati banyak sekali orang yang tidak ‘berlabel ulama’, akan tetapi benar-benar takut dan berserah diri kepada Allah? Dan bukankah sering pula kita menjumpai orang-orang yang ‘berlabel ulama’, namun tidak benar-benar takut dan berserah diri kepada Allah, melainkan lebih mengedepankan kepentingan diri sendiri dan golongannya?

Al-Quran tidak mungkin keliru. Mungkin pemahaman kitalah yang belum tepat. Dengan demikian, di dalam Al-Quran jelas bahwa seorang ulama tidak hanya berarti orang yang pintar dalam ilmu agama saja, namun juga orang-orang yang ahli dalam berbagai macam disiplin ilmu lainnya.

Imam Malik, Hanafi, Hambali, dan Syafii adalah ‘ulama’ di bidang ilmu fikih. Imam Bukhari, Muslim, Abu Dawud adalah ‘ulama’ di bidang ilmu sejarah yang menelusuri kehidupan Nabi Muhammad. Ibnu Sina, Thomas Alva Edison, Albert Einstein, dan B.J Habibie adalah ‘ulama’ di bidang sains. Ibnu Khaldun dan Adam Smith adalah ‘ulama’ di bidang ekonomi. Muhammad Abduh, Muhammad Rasyid Ridha, Abdurrahman Wahid, dan Nurcholish Madjid adalah ‘ulama’ di bidang pembaruan gagasan Islam. Soekarno, Muhammad Hatta, Tan Malaka, dan Muhammad Yamin adalah ‘ulama’ di bidang wawasan kebangsaan.

Begitulah definisi ulama menurut Al Quran yaitu “orang-orang yang berilmu”. Akan tetapi ulama sejati adalah orang-orang yang mendedikasikan ilmunya untuk kehidupan yang lebih baik, dengan dilandaskan kepasrahan dan pengabdian kepada Allah.

Seorang yang hanya menguasai ilmu tanpa dilandasi niatan mendedikasikan ilmunya untuk Allah, maka dia bukanlah seorang ‘ulama sejati’. Maka, apakah nama-nama yang saya sebutkan di atas adalah orang-orang yang pasrah dan mengabdi kepada Allah? Allahualam. Hanya Allah saja yang tahu!

Yang jelas, ilmu dipandang sebagai hal yang sangat penting di dalam ajaran Islam. Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa ulama adalah pewaris para Nabi. Sungguh benar perkataan baginda Rasullulah, karena ajaran Allah dalam berbagai kitab suci dan juga tanda-tanda kebesaran Allah akan bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan ilmu pengetahuan yang mendalam.

Seseorang yang tidak memiliki ilmu yang dalam tidak akan benar-benar memahami maksud dibalik penciptaan alam semesta dan segala isinya. Pantas saja jika suatu ketika, Rasulullah SAW pernah berkata bahwa setan lebih senang menggoda orang yang shalat sehari penuh, dibandingkan orang berilmu yang sedang tidur.

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang, mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.'" (QS Ali Imran [3] : 190-191)

Seorang ulama sejati sudah pasti mengetahui tentang prinsip-prinsip ajaran Islam, sehingga ia akan senantiasa sabar, bijaksana, berpikiran terbuka, toleran, mengayomi, menyejukkan, mencerahkan, tidak merasa paling benar sendiri, menyerukan persatuan dan kesatuan umat manusia untuk tujuan kebaikan, menyerukan semangat untuk belajar ilmu pengetahuan, dan berbagai perilaku Qurani lainnya.

Maka jika Anda menjumpai seseorang yang berlabel ulama yang senang mengumbar kemarahan dan kebencian terhadap sesama, merasa paling benar sendiri dan tidak mau dikoreksi sedikit pun, memecah belah sesama umat dengan mengkafir-kafirkan dan mensesat-sesatkan mereka yang berbeda pandangan.

Patut kita pertanyakan, apakah mereka layak disebut ulama? Wallahu A'lam. Semoga saja esai singkat ini bermanfaat untuk kita semua agar tidak mudah terbawa arus yang sedikit-sedikit mengatasnamakan bela ulama. [dutaislam.com/ ab]

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB