Cingkrang (1) Agar Ketua RT Muslim, Abu Gosan Melobi Materi Khutbah Jumat
Cari Berita

Advertisement

Cingkrang (1) Agar Ketua RT Muslim, Abu Gosan Melobi Materi Khutbah Jumat

Kamis, 23 Februari 2017
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami

Oleh Faqih Maula

DutaIslam.Com - "Kang, jumatan besok kita harus gunakan untuk mengingatkan agar warga tahu tentang sunnah, kita harus gunakan mimbar khutbah untuk dakwah langsung,” Abu Gosan mulai bicara soal dakwah. Padahal mondok saja tidak pernah.

Rada Bilo yang saat itu sedang ngaji Qur’an merasa harus mendengarkan kenalan barunya di kompleks perumahan itu, "memang, apa sunnah yang mereka langgar?" Bilo menutup Qur’an, beralih fokus ke Abu.

"Kini banyak warga kita yang simpatik dan mendukung Danu sebagai ketua RW, padahal dia kan kafir, mas. Ulama sudah menetapkan kalau memilih pemimpin kafir itu bertentangan dengan Al-Qur’an," Abu Gosan makin serius.

"Apa kaitannya dengan khutbah? Kan warga RT kita tidak ada yang jadi khatib Jumat di Masjid Nurul Dholam situ".

"Gampang lah, kita silaturrahim saja ke khatib Jumat besok agar memberi materi soal pemimpin kafir, merujuk Al-Maidah 51 kan beres".

"Kok sampai bawa-bawa masalah Al-Maidah 51 segala? Itu sensitif akh".

"Itu kan ayat yang paling mudah digunakan untuk menjadi bahan dakwah mas," Abu Gosan terus meyakinkan agar Rada Bilo mau diajak bersekutu.

"Pokoknya, Danu tidak boleh jadi RT di sini," Abu terus menggerutu.

Dua hari kemudian, Abu Gosan bersama Rada Bilo sowan ke Kiai Harir, khatib yang akan naik mimbar Jumat pekan depan. Malam-malam, habis Isya, mereka datang ke rumah ustadz yang hanya berjarak 100 meter dari komplek.

"Khutbah itu salah satu syaratnya adalah mengajak orang untuk berwasiat Taqwa kepada Allah, lalu apa tujuan kalian meminta saya menyampaikan materi pemimpin muslim akan menumbuhkan taqwa?" kalam Kiai Harir menyentak harapan Abu Gosan.

"Bukankah perintah memilih pemimpin kafir itu juga bagian dari taqwa, kiai?"

Abu Gosan mantap dengan pertanyaan itu, namun tidak langsung dijawab oleh Kiai Harir. Hidangan yang tersaji, dipersilakan santap sembari kiai ke belakang mengambil kitab kuning dan hape android nya.

Membuka salah satu lembaran kitab kuning, Kiai Harir membacakan rujukan kitab, hapenya ditaruh di meja tamu, di depan mereka berdua.

"Taqwa itu artinya takut kepada Allah, memelihara diri kita dari perbuatan yang mejerumuskan kepada celaka diri dunia dan akhirat. Takut artinya bukan hanya anggota badan, tapi juga hati. Hati orang taqwa tentu bersih dari niatan buruk dan kebencian kepada orang lain," Kiai menerjemahkan bebas sebuah kitab hadits yang dipegangnya itu.

Abu Gosan yang tidak pernah bisa bahasa Arab kecuali Ana-Antum, hanya manggut-manggut. Terkesan setuju, tapi memang itu adalah kebenaran.

"Berarti benar kan kiai, memilih pemimpin muslim itu tanda taqwa," kalimat itu keluar dari Abu Gosan, sementara rekannya, Rada Bilo hanya mendengarkan. Ia hanya ikuti saran Gosan, warga komplek yang baru pindah dari Bogor dua bulan lalu.

Perbincangan di ruang tamu makin menghangat, kopi yang disajikan lupa dihabiskan. Mereka berdua pamit. Kiai Harir akhirnya berjanji akan memberikan ceramah dengan tema “Memilih Pemimpin Muslim”, Jumat esok.

Di ruang tamu, hape Kiai Harir berdering, ada pesan WhatsApp yang diterima dari Ketua RT tempat komplek kedua tamunya tadi mukim, Burqo.

"Maaf kiai, setahu saya Abu Gosan itu muslim taat, tapi sejak pindah ke komplek RT kami, saya tahu dia tidak pernah mondok dan tidak punya mursyid thariqah atau guru ngaji. Tapi semangatnya tinggi untuk menjadi muslim taat. Akhir-akhir ini, Danu (yang nyalon RT) saya baru tahu, ternyata ia teman sekolah Abu Gosan. Mereka sering beradu mulut di pasar induk kota. Maklum, tempat jualan dan dagangan mereka berdua sama, spesial herbal dan kurma Arab".

Burqo mau berterus terang menjawab pertanyaan di WhatsApp; "Siapa Abu Gosan? Kamu kenal, mas?" karena Kiai Harir adalah guru Burqo di Majelis Manaqiban serta kajian kitab kuning Fathul Qarib yang digelar setiap selapan sekali di masjid Aswaja dekat rumah Kiai Harir.

Kiai Harir membiarkan pesan itu terbaca, tanpa harus nge share ke media sosial Facebook dan juga Twitternya. Ia menghela nafas sambil menerawang, kira-kira akan memenuhi janji memberikan khutbah sesuai permohonan Abu Gosan dan Rada Bilo atau tidak, Jumat nanti. Ini hari Selasa, berarti 4 hari lagi materi khutbah Jumat itu harus sudah siap. [dutaislam.com/ ab]

Keterangan: 
Cerita di atas adalah Cerbung Dutaislam.com berjudul "Cingkrang", dan akan bersambung ke Cingkrang (2), Edisi "Geger Materi Khutbah Kiai Harir". Nantikan di setiap pekan dari penulis Faqih Maula. Insyaallah. 

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB