![]() |
Sumber foto: Detikcom |
Difoto oleh beberapa laki berpenampilan laiknya wartawan, HRS memegang sebuah papan kertas putih bertuliskan "Moh Rizieq alias Habib Muhammad Rizieq bin Husain Shihab. Pasal yang disangkakan adalah.....14 Februari 2017 (tidak jelas)".
Laporan Detikcom menyebutkan, HRS disangkakan melanggar Pasal 154 a KUHP tentang Penodaan terhadap Lambang Negara dan Pasal 320 KUHP tentang Pencemaran terhadap Orang yang Sudah Meninggal. Ancaman hukumannya di bawah lima tahun penjara.
Ketika diambil gambarnya, HRS masih memakai surban, jubah dan rida' berwarna putih polos. Menurut keterangan, foto itu diambil ketika HRS diperiksa di Polda Jabar, yang memang sudah menyiapkan kamera jika HRS datang.
Wajahnya layu, seperti dipaksa mengaku atau nampak kelelahan. Bersedia menghadap kamera, dan "cepret", foto HRS beredar luas. Begitu masuk di grup Jaringan NU pada Selasa (14/02/2017) sore, langsung memunculkan polemik.
"Yang hatinya tidak tersentuh dengan gambar ini, ada penyakit di dalam hatinya. Ya Alloh, saya tidak ridho para kaum munafik melakukan ini terhadap dzuriyah kekasihMu, pewaris rasulMu," tulis Ahmad Syarifuddin merespon dengan langsung munafik dkk. Yang ngeshare diam, tidak ikut ribut.
Lekas pula direspon oleh kubu lain, Johan namanya, "seandainya Rizieq ini dulu bacotnya ndak kayak Ahoaxx, mungkin banyak yang simpati, Kang," balasnya. "Gus Dur dibilang wali setan. Masih belom terima saya. Ketum dibilang Kelompok ANUS," lanjut Johan.
Perdebatan semakin seru Kala Braham ikut nimbrung komentar, "Habib Rizieq sebenarnya style kata-katanya mirip Koh Ahok. Kalau boleh pakai istilah, Ahok versi Muslim atau versi Syariah. Buktinya, almarhum Gus Dur pernah dibilang wali setan, buta mata, buta hati. Nggak bahas benar atau tidaknya lho ya," tanggapnya.
Menurut Braham, foto yang tersebar itu tak ada seujung kuku pun dibandingkan kezhaliman yang dihadapi almarhum Gus Dur oleh para politisi di Senayan dulu.
Mengakhiri kisruh grup, Andy Hadi menulis begini, "Maulana Habib Lutfhi ngendika: pokoknya kalau dakwah pake kata-kata yang keras dengan pendekatan yang keras, patut diduga bahwa di belakangnya pasti ada kepentingan politik," begitu.
Grup berakhir hening, sepi, damai, setelah dijeda dengan link-link website bejibun. Namun Dutaislam.com di sini tidak mau mengupload foto tersebut sebagai pelengkap uraian di atas, kecuali Anda yang mau mendownloadnya sendiri di link Google Docs di bawah ini. [dutaislam.com/ ab]
