Mengintip Rahasia Habib Luthfi Merokok
Cari Berita

Advertisement

Mengintip Rahasia Habib Luthfi Merokok

Senin, 12 Desember 2016
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami

DutaIslam.Com - Cerita ini didapatkan Duta Islam dari seorang Kiai bernama Ismail Sulaiman, asli Jepara tapi sekarang pindah ke Bojonegoro, Jawa Timur. Dituturkan langsung kepada admin Duta Islam beberapa tahun yang lalu saat beliau masih di Jepara.

Harusnya, tidak ada yang perlu diceritakan soal mengapa Habib Luthfi merokok dan untuk apa. Selain tidak penting, hal itu sebetulnya masuk wilayah yang retan dituduh fitnah dan membuat orang justru tidak percaya kepada derajat kewalian beliau.

Namun, sejak Duta Islam banyak mendapatkan kunjungan visitor dari Google dengan kata kunci "Habib Luthfi Merokok", kami menuliskan cerita ini kepada khalayak sebagai bentuk klarifikasi dan tabayun kepada mereka yang anti kepada Abah Luthfi, guru admin, hanya karena aktivitas merokok. Bahkan ada yang sampai menyebut, "hentikan dulu rokokmu baru menasehati orang lain," sarkas salah satu komentator di Duta Islam.

Tulisan ini hanya sebentuk pencerahan, bahwa merokok bagi kalangan yang makrifat billah seperti Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan bukan perkara yang tidak ada manfaat. Meski admin Duta Islam tidak banyak yang merokok, tulisan ini dimaksudkan agar masyarakat awam tidak ikut arus menjustice tidak adil kepada Maulana Habib Luthfi. Semoga beliau meridloi isi yang ditulis admin ini.

Ketika ikut kliwonan di Kanzus Sholawat, admin Duta Islam pernah ditegur Habib Luthfi karena mengambil gambar saat beliau merokok. Ternyata, larangan beliau barangkali agar dokumen foto tidak digunakan bahan hinaan recehan oleh shohibul fitnah semacam Jonru. Berulangkali dia sengaja memosting kiai-kiai Nahdlatul Ulama hanya karena merokok. Tentu Anda tahu sekali tujuannya; agar orang tidak lagi percaya kepada beliau. Ini yang bahaya.

Karena dalam tradisi Islam wahabi macam yang dianut Jonru dkk. tidak ada tradisi menghargai kiai, bahkan sering menyebut kiai adalah orang biasa yang tentu banyak salah, makanya tidak layak diikuti. Sengaja, manusia-manusia seperti ini ingin menjauhkan dari ulama agar tidak ada yang bisa disebut waratsatul anbiya'. Seperti iblis, bukan?

Padahal, jika mau tabayun, setiap gerak para kiai, misalnya ketika merokok, mereka punya dasar ilmu. Bukan sekadar pertimbangan dalil, tapi juga rahasinya, apalagi hanya pertimbangan berdasarkan dolar, tidak. Salah satu kiai tetap merokok karena alasan yang tidak perlu dijelaskan ke publik karena berkaitan dengan hal jika diucapkan terkesan riya' nya. Ini yang dijaga. Tapi admin Duta Islam mengetahui.

Habib Abu Bakar Assegaff, Jepara, misalnya, banyak para kiai alim dan habaib yang menyarankan beliau agar tetap merokok karena hal itu, menurut mereka, akan mencegahnya dari ucapan "idu gheni". Artinya, jika tidak merokok, setiap ucapan yang keluar untuk orang lain, yang sifatnya doa atau laknat, akan mudah terkabul. Ini sangat berbahaya jika pemilik hak istimewa dari Allah ini gampang mengucap laknat.

Merokok, bagi Habib Abu Bakar, adalah cara yang terus digunakan agar tetap bisa hidup bermasyarakat dengan normal. Masih merokok pun, admin Duta Islam kadang menyaksikan ucapan beliau ini "kedaden" (nyata tanpa sengaja). Hal ini tidak berlaku bagi Anda tentunya. Tapi, ini berlaku bagi Habib Luthfi bin Yahya, guru Habib Abu Bakar bin Segaf juga.

Justru untuk Habib Luthfi, merokok adalah aktivitas menjaga diri agar tetap menjadi bagian makhluk Allah yang gampang berkomunikasi dengan warga dan masyarakat pada umumnya. Karena kebeningan hati Habib, beliau memiliki keistimewaan seperti wali-wali luhur lainnya bisa melihat secara kasat mata identitas hakiki manusia. Seperti riwayat lainnya, Habib Luthfi memiliki indera mulia (sekali lagi, karena kebeningan hati) bisa melihat wajah manusia dalam bentuk binatang-binatang yang dilaknat.

Saksi-saksi yang ikut ngaji kepada sesepuh ulama yang terkenal wali Allah, banyak yang berkata jika si fulan diusir oleh kiai ini dan dibentak dan disebut babi, celeng, ular, kethek dan lainnya. Itu adalah gambaran hakikat manusia, pantulan hati dan karakter pribadinya.

Bahkan, menurut Kiai Ismail, sumber utama Duta Islam, Habib Luthfi memiliki kemampuan menembus catatan amal manusia di sana. Kami tidak berani menyebutkan nama tempat tersebut. Karena kebeningan hati pula, Habib Luthfi bisa membaca apa yang terjadi kepada beliau, dan peristiwa besar apa yang di kemudian hari di sekitarnya. Bahkan dunia.

Merokok, dalam konteks Habib Luthfi yang bening hatinya, adalah cara agar anugerah Allah berupa makrifat kepada hakikat manusia makhluk lainnya tidak membuat orang lain di sekitarnya menjadi jauh dari para auliya. Agar beliau tetap bisa muasyarah bil ma'ruf dengan manusia lainnya, secara wajar, manusiawi dan tetap bisa memberikan nasihat baik, dakwah cinta Rasul dan Cinta NKRI. [dutaislam.com/ab]
Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB