Makna Khalifah (Al-Baqarah: 30) Menurut Tafsir Mbah Sholeh Darat
Cari Berita

Advertisement

Makna Khalifah (Al-Baqarah: 30) Menurut Tafsir Mbah Sholeh Darat

Minggu, 18 Desember 2016
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Pengajian Kopisoda, Ahad (18/12/2016), di Gedung PWNU Jateng
DutaIslam.Com - Ayat 30 Surat Al-Baqarah yang berkaitan dengan istilah khalifah dijelaskan oleh KH. In'amuzzahidin dalam pengajian kitab Kiai Sholeh Darat yang diselenggarakan oleh Jamaah Kopisoda (Komunitas Pecinta KH Sholeh Darat), bertempat di aula kantor PWNU Jateng, Ahad (18/12/2016) pagi.

Ini terjemah ayat tersebut: "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: 'Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi'. Mereka berkata: 'Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?' Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". (QS. Al-Baqarah: 30)

Menurut Kiai In'am, panggilan In'amuzzahidin, sebagaimana dijelaskan dalam dalam tafsir Al-Manar, istilah khalifah dalam ayat di atas digunakan oleh Al-Qur'an karena sebelumnya ada makhluk bernama Hin yang melakukan pembunuhan dan membuat kerusakan di bumi.

Menurut Kiai Sholeh Darat, khalifah berkaitan dengan bumi yang menangis karena ia sedih mengetahui bahwa makhluk yang di atasnya (manusia) kelak akan menjadi bahan bakar neraka. Ini adalah bentuk tafsir isyari, corak tafsir Kitab Hidayatur Rahman karya Mbah Sholeh.


Dalam kitab tersebut. Mbah Sholeh menjelaskan bahwa kekhalifahan di bumi ini dulu tidak ada yang mampu menyandangnya, kecuali hanya manusia yang menganggupi sebagai khalifah pilihan Allah, setelah sebelumnya ditawarkan kepada makhluk lain.

"Dari ayat 30-35 al-Baqarah ini dapat dipetik pelajaran tentang menghindari pembangkangan dan kesombongan. Dua kelakuan buruk ini merupakan dosa awal yang dikerjakan Nabi Adam hingga akhirnya manusia diturunkan ke bumi," ungkap Kiai In'am.

Setelah pengajian, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi bertema "Kiai Sholeh Darat dan Dinamika Politik Nusantara Abad XIX-XX M", bersama penulis buku, Taufiq Hakim. Dalam catatan Taufiq Hakim. tahun ini (2016) adalah haul ke-114 sejak KH Sholeh Darat wafat.

Walaupun demikian, tiap kali pengajian Kopisoda Kiai Sholeh diselenggarakan, Mbah Sholeh selalu didoakan terlebih dahulu sebelum acara dimulai. Inilah aswaja, inilah adab. Ayo ngaji! [dutaislam.com/ ab/ zulfa]

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB