Berita Hoax di Zaman Rasulullah yang Digunakan Untuk Adudomba
Cari Berita

Advertisement

Berita Hoax di Zaman Rasulullah yang Digunakan Untuk Adudomba

Sabtu, 17 Desember 2016
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Adu domba (ilustrasi berita hoax)
Oleh KH Ubaidillah Shodaqoh

DutaIslam.Com - Berita hoax saat ini sudah menjadi menu sehari-hari dengan tanpa kita sadari. Bahkan kita share kesana kemari seolah-olah kita menyaksikan kejadian yang dimuat oleh berita hoax itu. Duh, kebohongan yang kita yakini sebagai kebenaran, kita akhirnya termakan doktrin orang-orang yang tidak jelas dan menjadi kaki tangan mereka dan kita pun jadi korban adu domba mereka.

Dahulu kala, Kanjeng Nabi Muhammad Saw mengutus 'seseorang' dan dua sahabat lain untuk menarik zakat dari kabilah Bani al-Mushtholiq. Kabilah tersebut dikepalai oleh Harits bin Dlirar yang tidak lain adalah bapak dari ummi al-mukminin Juwairiyyah ra. Betapa senangnya penduduk Bani al-Mushthaliq kedatangan utusan Rasulullah. Mereka pun siap menyambut dengan bergerombol dalam beberapa kelompok.

Namun 'seseorang' itu menangkap kesan lain karena dahulu, di masa jahiliyyah, antara kabilahnya dan kabilah Bani al-Mushtholiq terjadi permusuhan. 'Seseorang' itu menyangka mereka telah bersiap-siap membunuhnya dan hendak menyerang Madinah. Ketiga utusan Nabi saw itu segera berbalik dan kembali ke Madinah memberi kabar kepada Rasulullah saw sebagaimana persangkaannya tersebut. "Bani al-Mushtholiq telah murtad, tidak mau membayar Zakat dan hendak membubuh kami". Begitulah kata utusan itu pada Rasulullah Saw.

Rasulullah Saw kemudian menyiapkan pasukan untuk menyerang kabilah tersebut. Tapi sebelum mengerahkan pasukan, diutuslah Kholid bin Walid untuk menyelidiki kebenaran berita tersebut. Di waktu Maghrib, Kholid ra menyusup ke daerah mereka. Betapa kagetnya beliau, ternyata tarikan zakat telah siap menumpuk dan suara adzan Isyak-Maghrib masih berkumandang. Mereka masih menunaikan sholat dengan sungguh-sungguh.

Sementara itu utusan kabilah tersebut telah datang ke Madinah, menanyakan kepada Rasulullah Saw kenapa utusan baginda Rasul saw berbalik kembali di tengah perjalanan dan tidak sampai ke desanya.

Kemudian turunlah ayat يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ. Lihat Surat al-Hujurat ayat 6 Al-Qur'an.

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu seorang fasiq dengan membawa kabar berita maka carilah kejelasannya. Demikian ini karena dikhawatirkan kalian akan menindak suatu kaum dalam keadaan yang tidak jelas apakah tindakanmu itu berdasarkan alasan yang benar atau tidak, berdasarkan berita benar atau bohong hingga kalian kemudian akan menyesali tindakan kalian tersebut.

Orang fasiq adalah ahli maksiat. Para ulama memasukkan kabar orang yang tidak jelas dan tidak dikenal juga sebagaimana kabar yang dibawa orang fasiq.

Bayangkan betapa kacaunya jika Nabi Saw tidak melakukan klarifikasi. Tentu pertumpahan darah akan terjadi dengan sesama muslim tanpa alasan dan kejelasan. Siapakah yang bertepuk tangan? dan siapa yang bertanggung jawab? Pembuat berita atau penyebar berita? Jawabnya ada di benak kita semua. [dutaislam.com/ ab]

KH Ubaidillah Shodaqoh, Rais Syuriah PWNU Jawa Tengah

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB