Pembela Agama Atau Dibela oleh Agama (Refleksi Demo 4 Nov)
Cari Berita

Advertisement

Pembela Agama Atau Dibela oleh Agama (Refleksi Demo 4 Nov)

Jumat, 04 November 2016
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
foto luka demo bela islam

Oleh Habib Muhammad Syahir Alaydrus 

DutaIslam.Com - Dengan sebegitu besarnya aksi yang digalang dan ajakan yang menggunakan istilah 'Jihad', maka wajarlah bagi seorang muslim untuk bertanya; apakah Islam telah dirugikan? Apakah Islam telah terhina?

Suatu hakikat yang pasti, yaitu bahwa; Islam tidak berkurang kesuciannya sedikitpun oleh cemoohan siapapun selama sepanjang masa, semenjak hari Rasulullah dimusuhi dan ayat-ayat suci diperolok kaum kafir, Islam tetap jaya.

Islam tidak ternista saat Nabi dituduh penyair gila dan para sahabatnya dilempari batu. Islam tidak terhina saat Kaisar dan Kisra merobek surat yang berisi ayat suci dan pesan yang dikirim oleh sang Nabi.

Tetapi, Islam ternodai saat penganutnya membudayakan korupsi. Islam direndahkan kala penganutnya menjadi kasar dan kurang ajar hanya karena merasa benar. Islam sedih saat penganutnya saling tuduh dan saling memusuhi. Islam tersakiti saat namanya menjadi produk jual beli, sementara ajarannya hanya digunakan untuk tujuan materi.

Islam malu saat umatnya mengaku membela ayat suci, sementara Kitab-Nya berdebu dalam lemari. Al-Qur'an sedih bukan karena ejekan orang luar namun oleh kita-kita yang hanya membaca tetapi tak mempelajari, atau mempelajari tapi tak mau mengerti.

Saudara-saudaraku, ingatlah bahwa setiap ayat itu menjadi suci bukan saat lidahmu berteriak murka, tetapi saat ia menyerap dalam hati menjadi cahaya. Ayat menjadi suci bukan saat dadamu panas berdendam, tetapi saat kalbu damai karena tersiram makna yang dalam.

Ayat menjadi suci bukan hanya saat tubuhmu gusar berteriak 'Allahu Akbar' tetapi saat raga pasrah bersandar sementara jiwa gemetar memahami makna Allah Maha Besar.

Wahai Saudaraku, Agamalah yang akan membela jikalau kita memuliakan dengan mengamalkan ajaran-Nya.

Bersyukurlah saudaraku, bahwa Islam sedang dalam keadaan aman dan tentram beribadah dengan tenang di negeri ini. Kemanapun kita pergi ada masjid yang tak pernah sunyi. Tiada yang memerangi atau membantai satu kelompok terhadap yang lainnya. 

Tetapi lihatlah keadaan di Timur Tengah saat ini. Takbir telah menjadi teriakan muslim membunuh muslim lainnya. Seruan suci jihad telah menjadi panggilan untuk membantai sesama manusia sebangsa dan setanah airnya. 5 tahun lebih Timteng terus dikacaukan.

Sadarkah kita bahwa selama ini upaya musuh-musuh agama yang sebenarnya tak bisa mengganggu kestabilan dan keamanan Indonesia padahal sudah lama negeri ini dijadikan target juga, demi meruntuhkan kesatuannya dan keislamannya dari dalam.

Coba renungkan dan tanyalah kembali ke dalam hati nurani, sebenarnya apa yang hendak diperjuangkan. Nama Islam? Pengikutnya? Ajarannya? Keutuhannya? Semuanya itu ada di tangan kalian sendiri.

Bukankah Islam adalah rahmat untuk semua dan setiap muslim bersaudara? Jika benar mau berjuang unjuk rasa demi agama, maka dimanakah semangat kalian saat ada unjuk rasa untuk Palestina yang mana Al-Quds suci terus dinista?

Dimanakah kesatuan kalian saat ayat-ayat suci diplesetkan menjadi ayat-ayat setan dan Nabi dihina oleh Salman Rushdi? Apakah ada ajakan jihad atau demo besar depan kedutaan yang melindungi si penista?

Dimanakah tuntutan kalian kemarin lalu saat pemuda pemudi Jakarta mengkonsumsi arak di depan toko-toko mini market dan di hadapan khalayak umum dan anak-anak? Dimanakah gerakan kalian saat sebagian pejabat terbukti korupsi besar-besaran memakan harta rakyat dan anak yatim?

Dimanakah aksi kalian saat Amerika menjajah Irak, Afghanistan dan Yaman? Dimanakah ghirah kalian saat suatu perusahaan membangun club bar berbentuk Ka'bah dan menamakan Mecca di New York?

Dimanakah aksi kalian saat perusahaan Nike menempatkan nama Allah di alas sepatu buatannya?
Apakah kalian berdemo besar dan menuntut perusahaan itu ditutup di Indonesia?

Jika semua yang lebih menistakan agama itu tiada yang menggerakkan secara besar-besaran, lalu tidakkah kalian bertanya mengapa untuk yang 4 November 2016 ini menjadi sebegitu dibesarkan? Hanya karena salah kata yang mana maksud menista atau tidaknya pun masih diperdebatkan?

Saya bukanlah siapa-siapa, hanya seorang hamba muslim seperti kalian, tetapi ingatlah banyak sekali alim ulama dan ahli agama yang tidak mendukung Aksi demo ini bukan karena mereka kurang beriman atau tidak mau membela, tetapi karena mereka tahu bahwa umat dan amarahnya adalah gerakan yang ampuh untuk merubah catur kekuasaan.  

Maka janganlah sebegitu mudah terprovokasi karena pada akhirnya yang akan menduduki jabatan tidak bekerja atas nama Islam dan juga bukan untuk menjaga agama.

ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖوَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚإِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖوَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk." [dutaislam.com/ ab]

Habib Muhammad Syahir Alaydrus, 
penulis buku Jibril Sang Malaikat Pembawa Wahyu', 
Pejumpaan dengan Iblis dan 'Dialog dengan Allah
Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB