Habib Novel: Apa yang Didemo yang Benar?
Cari Berita

Advertisement

Habib Novel: Apa yang Didemo yang Benar?

Jumat, 04 November 2016
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
foto demo merusak mobil

DutaIslam.Com - Makanya saya salut sama teman-teman yang demo. Yah, untuk mengawal fatwa MUI, saya salut. Salut kenapa? Karena menggunakan jalur yang diizinkan di negara ini. Berdemo itu kan jalur yang benar. Jadi, jangan… jangan…, apa… eh.. apa yah, mencela teman-teman kita yang berdemo.

Saya gak suka berdemo. Saya gak suka berdemo. Tapi saya gak pernah melarang orang yang berdemo kalau aturannya sesuai dengan aturan yang diterapkan oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 

Pemerintah kita kan memberikan jalur hukum, ya? Termasuk demo itu jalur yang diizinkan. Tentu syarat dan ketentuan berlaku. Selama itu jalurnya benar, maka jalankan, kerjakan yang bisa dikerjakan, sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh pemerintah. Yah?

Kalau saya gak suka demo, ya sudah gak usah demo. Gak usah berdemo. Doakan yang demo, mudah-mudahan yang demo selamat, kemudian polisinya juga selamat, bangsa ini juga selamat. Enak. Jangan justru umat Islam pecah.

“Sing demo ora bener!” (Yang demo tidak benar!).
“Sing ora demo ora bener!” (Yang tidak ikut demo tidak benar!).

Berarti sing bener sopo? (Berarti yang benar siapa?). Pakai kepala (sambil menunjuk jari telunjuknya ke kepala). Kalau yang demo disalahkan, yang gak demo juga disalahkan, berarti yang benar yang mana? Yang didemo!

Aneh, kita ini kadang aneh. Muslim sama muslim kok cakar-cakaran. Sudah tho, yang demo, biar demo, didoakan. Lah wong (kan) negara juga mengizinkan kok. Negara juga mengizinkan, syarat dan ketentuan berlaku.

Lah kita gak suka demo, ya jangan. Kalau gak suka, ya jangan. Tapi gak usah ngelarang-larang (melarang). Doakan kawan-kawan kita yang sudah berjuang. Jangan yang berjuang justru dicemooh, justru dicaci, justru dimaki. Nanti bagaimana pertanggungan jawab kita di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala?

Ini saya terpaksa ngomong karena banyak yang mbatin (bertanya), banyak yang nanya. “Habib, gimana sikap”, “Habib, gimana sikap?”

Kalau sikap saya sesuai dengan pemerintah. Selama pemerintah mengizinkan, hukum mengizinkan, maka saya tidak akan pernah melarang, asal agama tidak melarang. Selesai.

Karena agama tidak melarang, pemerintah tidak melarang, Pak Novel juga tidak akan melarang. Saya hidup di negara ini kok. Negara yang sangat saya cintai. Tapi ingat, syarat dan ketentuan berlaku.
Kan tahu kan sudah syarat-syaratnya? Saya yakin semua yang demo juga tahu, yang didemo juga tahu. Masing-masing tahu syarat dan ketentuannya. [dutaislam.com/ ab]

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB