Yang Terjadi Setelah Wahabi Membunuh Setengah Juta Muslim
Cari Berita

Advertisement

Yang Terjadi Setelah Wahabi Membunuh Setengah Juta Muslim

Rabu, 12 Oktober 2016
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
sejarah wahabi awal

DutaIslam.Com - Kalau mau diruntut, akar ideologi Wahabi itu Ibn Taymiyyah. Dari Ibnu Taymiyyah, mengalir ke murid-muridnya generasi awal, yaitu: Ibnu Qayyim al-Jawziyyah.

Selang generasi kemudian, muncul Muhammad ibn Abdul Wahhab. Orang ini, menurut Hamid Alghar, bukan ulama besar, tapi ideolog yang bersekutu dengan penguasa suku Dariyah, namanya Ibn Saud. Dari aliansi ini, kelak terbentuk Saudi Arabia.

Pada fase-fase konsolidasi awal, sekitar 1920-an, aliansi ideolog dan kepala suku kasar ini telah membunuh hampir setengah juta muslim yang tidak sealiran. Selang generasi kemudian, muncul ideolog-ideolog lain seperti Taqyuddin Nabhani (pendiri Hizbut Tahrir di Palestina) dan muridnya Nashiruddin al-Albani.

Albani ini bekas tukang servis jam, namun terus nulis kitab tentang silsilah hadis sahih dan dhaif. Kitab ini jadi pegangan Wahabi untuk menilai kriteria hadis yang bisa dipakai menurut madzhab mereka sendiri. Banyak hadist yang selama ini dipakai NU, didhaifkan atau dimaudhu'kan oleh Albani.

Jadi, kalau kita temukan buku, pamflet, majalah, narasi, dan tayangan yang mengutip hadist lalu dberikan keterangan "disahihkan atau di-dhaifkan oleh Albani", itu ciri-ciri aliran wahabi. Kalau di kalangan NU dikenal kutub sittah (Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Turmudzi, Nasa'i, dan Ibn Majah), mereka mengangkat imam hadis, namanya Mbah Albani. Hadist-hadits yang dinyatakan sahih atau hasan oleh keenam perawi hebat itu belum cukup sebelum ditashih oleh Mbah Albani yang wahabi itu.

Pada generasi mutakhir, kerajaan Arab Saudi mengangkat 'polisi fatwa' untuk mengawasi ajaran Islam, antara lain Bin Baz dan kemudian digantikan Utsaimin. Hati-hati kalau beli kitab. Lihat cetakannya. Sekarang ini banyak kitab-kitab yang jadi rujukan kalangan NU yang diberi anotasi (ditahqiq atau diberi syarah) oleh Wahabi.

Riyadhus Salihin karya Imam Nawawi misalnya, disyarah oleh Utsaimin. Bagian-bagian yang tidak cocok, ia 'disortir'. Kalaupun dipertahankan, ya diberi catatan-catatan jelek. Itulah cara-cara wahabi untuk mendikite umat mengikuti mereka. Pintar sekali orang-irang wahabi mempengaruhi orang untuk ikut ajaran mereka. Yang tidak sesuai mereka, akan dituduh murtad, sesat dan bid'ah. Orang awam agama akan berpikir, daripada dianggap sesat lebih baik mereka nurut saja.

Ada yang menyebut, wahabisme adalah bentukan Inggris. Sebenarnya, wahabisme pada awalnya bukan bentukan Inggris. Ia lahir tahun 1700-an (Muhammad ibn Abdul Wahab lahir tahun 1703). Dalam perjalanan, Inggris mendekati Asia Barat Daya yang kaya minyak. Ketika itu, Inggris perlu resources utk menghadapi kekuatan lain, yaitu Perancis, Jerman, Rusia, dan Turki.

Pada 1865, seorang kolonel Inggris menemui Raja di Istana Saud di Riyadh menawarkan uang dan bantuan. Deal yang lebih jelas diteken pada tahun 1915. Ada operator luar biasa, namanya John Philby, yang memerankan upaya hebat Inggris dalam rangka mengontrol Saudi.

Baca Duta Islam:
Wahabi yang Anak Emas Yahudi

Philby ini bahkan berpura-pura menjadi mu'allaf, berganti nama menjadi Abdullah. Philby menggerakkan para petarung wahabisme yang direkrut dari orang-orang Badui yang kemudian diberi nama al-Ikhwan, untuk membantu Inggris menguasai Teluk Persia.

Salah satu maha karyanya berpuncak pada keruntuhan Khilafah Turki Usmani pada 1924. Maunya Inggris, kekhilafahan Islam harus pindah pusat ke Saudi, yang sudah dalam cengkeraman Inggris. Dengan menguasai Saudi dan memindahkan kekhilafahan Islam ke jazirah Arab, Inggris berharap dapat menguasai seluruh dunia Islam yang rata-rata kaya SDA.

Dari 1920-an hingga awal 1940-an, Asia Barat Daya praktis berada dalam cengkeraman skenario imperialisme Inggris. AS mulai masuk ke jazirah, dibrokeri oleh John 'Abdullah' Philby tadi. Setelah pura-pura menajdi mu'allaf, dia menjadi agen lepasan. Dia menjadi konsultan Socal (Standard Oil of California).

Mengaku dekat dengan keluarga Raja, Philby membantu perusahaan-perusahaan minyak AS (Socal, Texaco, Exxon- Mobil, dan Aramco) dan berhasil mendapatkan konsesi ladang-ladang minyak Saudi pada 1933.

Pada 1945, di sebuah geladak kapal yang berlabuh di Great Bitter Lake, di atas Terusan Suez, Franklin Delano Roosevelt bertemu dengan Raja Abdul Aziz bin Saud. Pertemuan ini menjadi semacam inagurasi dari konsesi minyak yang sudah diteken pada 1933.

Setelah pertemuan tersebut, FDR dengan lantang berkata: "Dengan ini saya menyatakan bahwa pertahanan Saudi Arabia sangat penting bagi pertahanan Amerika Serikat." Sejak saat itulah, AS berhasil menggeser dominasi Inggris. AS mulai terlibat dalam petualangan maut, membina dan menggandeng kelompok Islam militan yang kelak menyebar prahara di dunia Islam.

Dalam bahasa Robert Dreyfuss, AS telah menabuh dan memainkan permainan iblis (devil's game) selama 60 tahun, sebelum akhirnya mereka terhenyak oleh peristiwa 9/11/2001. Osama, yang dulu menikmati proyek-proyek bantuan AS di Arab Saudi, tiba-tiba nekat menyuruh orang menabrak menara kembar WTC dan Pentagon. Sejak saat itulah, AS terus memproduksi dalih untuk mewujudkan skenario benturan.

Baca Duta Islam:
Islam Disandera Wahabi
Gagal Paham Tentang Saudi di Indonesia

Tradisi wahabi adalah penghancuran. Menurut Oalgrave, dalam menaklukkan, mereka memilih membantai dan menghancurkan, ketimbang menyasar barang rampasan. Pada 1802, mereka menyerbu Karbala, menghancurkan kubah di atas makam imam-imam Syiah dan membunuh sebagian besar penduduk kota. Jadi kalau sekarang Wahabi mau basmi Syiah, itu hanya memutar kembali cerita lama, kesumat yang tidak ada habis-habisnya.

Provokasi perpecahan yang ditimbulkan kian meluas. Indonesia sudah darurat wahabi. Semua harus bangkit mencegah dengan cara cerdas dan beradab sebelum NKRI porak-poranda seperti Timur Tengah. [dutaislam.com/ ed]
Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB