Ketika Marwah Daud Ibrahim Membela Dimas Kanjeng Taat Pribadi
Cari Berita

Advertisement

Ketika Marwah Daud Ibrahim Membela Dimas Kanjeng Taat Pribadi

Rabu, 05 Oktober 2016
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami

DutaIslam.Com - Terkait kasus Dimas Kanjeng Taat Pribadi, sungguh ada banyak kisah menyedihkan: 1). Ada kepala desa membawa lari uang desa Rp 350 juta dan disetor ke Taat Pribadi, 2). Ada PNS Papua utang ke bank Rp 100 juta diserahkan ke Taat Pribadi, 3). Ada pegawai BUMN ngajak keluarga dan saudaranya memgumpulkan uang sampe 150 juta diserahkan ke Taat Pribadi.

4). Ada sarjana asal Makassar mengajak tetangga dan warga daerahnya uuntuk menjadi pengikut Taat Pribadi, dengan uang pendaftaran dan setoran sejumlah uang. Nilainya paling sedikit Rp 20 juta per orang,

5). Ada profesor doktor lulusan Amerika dan Lemhanas, presidium ICMI dan pimpinan di MUI merenung sampai satu tahun plus sholat istikharah, dan setelah mendapat dua koper berisi uang Rp 2 milyar yang "secara tiba-tiba ada di teras rumahnya", maka ia percaya si dukun Taat Pribadi punya karomah mirip mukjizat, dan lantas jadi ketua Yayasan Dimas Kanjeng. Ia membela habis-habisan sang dukun yang tidak bisa ngaji itu.

Benar kata Budayawan, kebodohan itu menular. Ketidakwarasan itu menular. Saat ini banyak orang sewot dengan Marwah Daud Ibrahim, sang motivator yang mendirikan Pusat Pelatihan bernama Menata Hidup dan Merencanakan Masa Depan (MHMMD). Si iIbu bergelar profesor doktor ini dianggap dungu, bodoh, ilang akal, tidak waras, dan lantas banyak yang mengusulkan agar gelar akademiknya dicopot.

Diduga, justru bu Wah....Ud...Him itu membuktikan kepintarannya. Ia sedang menunjukkan kecanggihan intektualnya. Dengan aktingnya, Marwah yang tampak membabi buta membela si Taat Pribadi, dia akan dipersepsikan publik sebagai korban. Korban cuci otak dan korban penipuan. Sehingga orang-orang yang dia tipu tidak menuntutnya dan akan menimpakan semua kesalahan kepada si dukun. 

Padahal, fakta korban paling banyak dari Dimas Kanjeng adalah warga Makassar dan kerabat Makassar di berbagai daerah. Itu karena faktor "jaminan kepercayaan" dari sang cendekiawan muslimah tersebut

"Lha wong Prof Dr Hajjah dan memimpin ICMI dan MUI, alumni Golkar dan sekarang di Gerindra, serta mantan penasehat calon presiden Prabowo saja percaya dan jadi pengikut, masa kita orang biasa tidak percaya?" begitu alam pikiran umum para korban.

Nah, jika nanti polisi menindak pidana penipuan atas Taat Pribadi, Marwah mungkin akan selamat dari segala keterlibatan. Sudah dapat Rp 2 milyar, cukup denmgan membekingi si dukun, dia akan aman dan tetap kaya. Bagaimana pendapat Anda? [dutaislam.com/ ed]
Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB