Santri Demak Deklarasikan Tolak Radikalisme
Cari Berita

Advertisement

Santri Demak Deklarasikan Tolak Radikalisme

Jumat, 30 September 2016
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami

DutaIslam.Com - Sebanyak 30 santri yang merupakan perwakilan dari 30 Pondok Pesantren se-Kabupaten Demak mendeklarasikan Cinta Perdamaian dan Menolak Tindakan Radikalisme. Hal itu diikrarkan oleh para peserta di Aula Masjid Agung Demak pada hari Ahad, 25 September kemarin.

Deklarasi tersebut merupakan puncak kegiatan acara Workhsop Pesantren for Peace Tingkat Kabupaten yang diselenggarakan di Hotel Amantis semenjak Jum’at, 23 September sampai Ahad, 25 September 2016.

Workshop yang mengambil tema “Menyemai Toleransi, Menumbuhkan Perdamaian Abadi” tersebut diselenggarakan atas kerjasama Uni Eropa, KAS Jerman, Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia, CSRC UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Pon-Pes kiyai Gading Mranggen Demak sebagi panitia lokal.

Sebelum acara deklarasi, peserta diajak untuk berziarah ke Makam Raden Patah dan mengunjungi Museum. Dalam kunjungan ke Museum ke Kota Wali tersebut peserta diperlihatkan bagaimana peran Walisongo dalam menyebarkan Islam di Bumi Nusantara dengan penuh perdamaian, dan tanpa melakukan penindasan kepada pemeluk agama lain. Agama Islam disebarkan oleh para Walisongo dengan tetap menghormati dan menyatu dengan kebudayaan-kebudayaan lokal.

Setelah berdiskusi sejenak, oleh panitia, para peserta diajak ke Aula Masjid Agung Demak untuk membacakan deklarasi Perdamaian dan Tolak Radikalisme. Panitia Lokal sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Kiyai Gading Mranggen Demak, Fahsin M Faal mengatakan  bahwa deklarasi yang dibacakan oleh para peserta merupakan bentuk penegasan kembali bahwa pesantren-pesantren di Kabupaten Demak yang selama ini dikenal penuh cinta perdamaian, toleransi, serta menyebarkan nilai-nilai rahmatan lil alamin.

"Pesantren-pesantren tersebut semenjak dahulu dan yang akan datang akan selalu berperan mengawal tegaknya NKRI serta menolak penyebaran faham-faham radikalisme dan faham yang dapat menggerogoti nilai-nilai pancasila," imbuhnya.

Adapun bunyi deklarasi yang dibacakan tersebut adalah sebagai berikut

Bismillaahirrahmaanirrahim,
Atas Nama Cinta Perdamaian

Dengan mengucapkan Asma Allah yang Rahman dan Rahim; yang memiliki  banyak sebutan namun Satu Ada-Nya; dengan tidak membedakan Tuhan karena perbedaan agama; yang merupakan jalan-jalan yang berbeda untuk menuju tuhan yang sama, yaitu Allah Subhanahu Wata’ala.

Kami Santri Indonesia yang lahir dalam keluarga muslim, dibesarkan dan dididik dengan nilai-nilai Islami yang universal dan merupakan rahmat bagi seluruh alam, bersama ini kami mendeklarasikan:

Satu, kami menolak segala macam dan bentuk kekerasan yang dilakukan atas nama agama, dalam hal ini khususnya agama Islam.

Dua, kami menolak pemaksaan pemahaman atas nama Islam dengan cara intimidasi yang dilakukan oleh para penganut kekerasan.

Tiga, kami akan ikut berpartisipasi aktif dalam penanaman nilai-nilai Hak Asasi Manusia  (HAM) di tengah-tengah pesantren dan masyarakat.

Empat, kami akan ikut berperan aktif dalam pencegahan dan penanganan konflik di tengah-tengah masyarakat, dengan tetap menjunjung tinggi rasa toleransi, persaudaraan, serta penghormatan atas hak-hak orang lain.

La haula wala quwwata illa billahil aliyyil adzim. Alfatihah..

Hadir dalam pembacaan deklarasi perwakilan KAS Jerman dan CSRC UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, para pemateri, fasilitator serta segenap panitia lokal. Kegiatan tersebut juga menarik perhatian banyak pengunjung yang sedang berziarah untuk ikut menyaksikan pembacaan deklarasi. [dutaislam.com/ julius hisna/muhammad najmuddin huda]

Source: KBAswaja
Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB