Oleh KH Tosari Wijaya
DutaIslam.Com - Mendikbud yang baru (maaf sampai gak kenal namanya karena sering ganti) punya gagasan pendidikan 1 hari penuh yang beberapa hari kemarin ramai dibincang masyarakat luas.
Setiap Menteri baru apa disyaratkan harus membawa gagasan dengan mengganti atau menambah kegiatan aktivitas anak didik di sekolah? Apa itu syarat supaya menteri disebut mampu membawa gagasan baru? Tidak kan?.
Penduhulunya, Anis Baswedan, mengganti kurikulum lama dengan yang baru. Belum dilaksanakan, menterinya sudah diganti. Lalu bagaimana nasib kurikulum sebelum atau sesudahnya, yang digagas Anies Baswedan?
Apa tidak dipikirkan bahwa anak-anak Indonesia masih banyak yang belajar agama di madrasah atau TPQ setelah pulang dari sekolah karena di sekolah tidak cukup waktu untuk belajar agama. Apa kegiatan belajar anak sore hari akan diambil alih oleh sekolah pagi? Itu pikiran sekuler mister Presiden.
Masih ingatkah zaman Mendibud Daud Yusuf di awal pemerintahan Orde Baru. Ia menggagas bulan puasa, yang sebelumnya diliburkan penuh, diubah harus masuk sekolah penuh selama sebulan. Tapi sekarang, waktu belajar di bulan puasa malah tambah tidak jelas. Ia ada di antara masuk sekolah atau libur sekolah penuh. Tidak ada kosep jelas. Jangan karena belajar di luar negeri harus ikut model almamaternya dari sana. Alamaaakkk! [dutaislam.com/ ab]
KH Tosari Wijaya, senior IPNU
