Hukum Panitia Zakat, Lembaga Zakat dan Amil Zakat
Cari Berita

Advertisement

Hukum Panitia Zakat, Lembaga Zakat dan Amil Zakat

Senin, 04 Juli 2016
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami

Hukum Panitia Zakat yang Dibentuk Kelurahan

Soal: Bagaimana pendapat muktamar mengenai panitia-panitia zakat yang ada; panitia yang dibentuk kelurahan misalnya, dapatkah disebut amil zakat yang berhak menerima zakat?

Jawab: Dapat disebut amil zakat, bila memenuhi persyaratan-persyaratan yang antara lain:
adanya pengangkatan langsung dari imam.

Keterangan, dari kitab : Hasyiyah al-Bajuri ‘ala Fath al Qarib juz II halaman 301-302:

قوله العامل من استعمله الإمام إلخ  أي كساع يجبيها وكاتب يكتب ما أعطاه أرباب الأموال

Pernyataan Ibnu Qasim al Ghazi: Amil yaitu orang yang dipekejakan imam, maksudnya seperti sa’i yang menarik zakat atau katib yang mencatat harta zakat yang diberikan pemiliknya (selaku wajib zakat).

Diambil dari "Ahkamul Fuqaha', Solusi Poblematika Aktual Hukum Islam" (halaman 400) 

-------------------------------------------

Pengurus Panitia Zakat Tidak Termasuk Amil

Soal: Apakah pengurus panitia pembagian zakat yang didirikan oleh satu organisasi Islam itu termasuk amil menurut syara’?

Jawab : panitia pembagian zakat yang pada waktu ini tidak termasuk amil zakat menurut agama Islam, sebab mereka tidak diangkat oleh imam (kepala negara).

Keterangan, dari kitab: 

1. Hasyiyah al-Bajuri ‘ala Fath al Qarib juz II halaman 301-302:

قوله العامل من استعمله الإمام إلخ أي كساع يجبيها وكاتب يكتب ما أعطاه أرباب الأموال وقاسم يقسمها على المستحقين وحاشر يجمعها

"Yang disebut dengan amil ialah orang yang diangkat oleh pemerintah seperti sa’i yang menarik zakat, katib pencatat zakat yang diserahkan pemilik harta, qasim yang membagikan zakat kepada para mustahiq dan hasyir yang mengumpulkan mereka (untuk diberi zakat)."

2. Al Muhadzdzab 1/168 (Maktabah Syamilah)

ويجب على الإمام أن يبعث السعاة لاخذ الصدقة لان النبي صلى الله عليه وسلم والخلفاء من بعده كانوا يبعثون السعاة

"Wajib atas imam mengangkat penarik-penarik (zakat) untuk mengambil shadaqah (zakat), karena Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam dan khalifah-khalifah sesudah beliau, mereka mengangkat penarik-penarik (zakat)."

3. I’anatuththaalibiin juz II halaman 190

قوله وهو من يبعثه الإمام إلخ ) وهذا البعث واجب

"Ucapan mushannif (pengarang kitab Fat-hul Mu’in, syeikh Zainuddin al Malibari. Pen) : dia (amil) yaitu orang yang diangkat oleh imam, Pengangkatan ini hukumnya wajib."

4. Al ‘Inayah Syarhul Hidayah, Fiqh Madzhab Hanafi, 3/194 (Maktabah Syamilah)

الْعَامِلُ هُوَ الَّذِي يَبْعَثُهُ الْإِمَامُ لِجِبَايَةِ الصَّدَقَاتِ

"Amil yaitu orang yang diangkat oleh imam untuk menarik / mengumpulkan zakat"

5. Kitaabul Kaafi fii Fiqhil Imaam ahmad ibn Hanbal 1/420 (Maktabah Syamilah)

ويجب على الإمام أن يبعث السعاة لقبض الصدقات

"Wajib atas imam mengangkat penarik-penarik (zakat) untuk menerima shadaqah (zakat)"


Diambil dari "Ahkamul Fuqaha', Solusi Poblematika Aktual Hukum Islam" (halaman 304 – 305)

---------------------------------------

Kedudukan Amil Zakat Menurut Hukum Fiqih

Soal: Bagaimana kedudukan hukum /status syar’i lembaga zakat yang dibentuk oleh pemerintah daerah dihubungkan dengan ketentuan-ketentuan fiqh tentang amil?

Jawab: Hukumnya lembaga zakat yang dibentuk oleh pemerintah daerah adalah sah, karena pemerintah Indonesia mempunyai hak syar’i untuk membentuk amil.

Keterangan, dari kitab:
1. Mauhibah Dzi al- Fadhal juz IV halaman 130

و) الصنف الخامس (والعاملون عليها) ومنهم الساعي الذي يبعثه الإمام لأخذ الزكوات وبعثه واجب (قوله والعاملون عليها) أي الزكاة يعنى من نصبه الإمام فى أخذ العمالة من الزكوات

"Bagian kelima adalah para amil, mereka antara lain adalah sa’i yang diutus penguasa untuk menarik zakat, dan pengangkatannya itu wajib. Amil zakat adalah orang yang diangkat imam untuk menjadi pegawai penarik zakat"

2. Ihya ‘Ulum al-Din juz I halaman 157

الأصل العاشر أنه لو تعذر وجود الورع والعلم فيمن يتصدى للإمامة وكان في صرفه إثارة فتنة لا تطاق حكمنا بانعقاد إمامته لأنا بين أن نحرك فتنة بالاستبدال فما يلقى المسلمون فيه من الضرر يزيد على ما يفوتهم من نقصان هذه الشروط التي أثبتت لمزية المصلحة فلا يهدم أصل المصلحة شغفا بمزاياها كالذي يبني قصرا ويهدم مصرا وبين أن نحكم بخلو البلاد عن الإمام وبفساد الأقضية وذلك محال

ونحن نقضي بنفوذ قضاء أهل البغي في بلادهم لمسيس حاجتهم فكيف لا نقضي بصحة الإمامة عند الحاجة والضرورة

3. . Kifayatu Al-Ahyar, II : 159

قال الغزالى : واجتماع هذه الشروط متئذر فى عصرنا لخلو العصر عن المجتهد المستقل، فالوجه تنفيذ قضاء كل من ولاه سلطان ذوشوكة وإن كان جاهلا أوفاسقا لئلا تتعطل مصالح المسلمين. قال الإمام الرافعى وهذا أحسن.

"Imam Ghazali berkata lengkaplah persyaratan ini, pada zaman sekarang sulit, karena tidak adanya yang mencapai derajat mujtahid mustaqil maka konsekuensinya sah pemerintahnya orang yang mempunyai syaukah (kekuatan) meskipun bodoh, agar tidak terjadi kekosongan atas kemaslahatan orang-orang muslim. Dan imam Ar-Rofi’i mengatkan hal itu lebih baik."

Diambil dari "Ahkamul Fuqaha', Solusi Poblematika Aktual Hukum Islam" (halaman 376).
Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB